Kamis 14 Jan 2016 13:37 WIB

Teror Bom di Pos Polisi Sarinah, Ketua DPD Akui Indonesia Kecolongan

Rep: C27/ Red: Winda Destiana Putri
Aparat kepolisia berjaga di sekitar pos polisi perempatan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, usai insiden peledakan bom, Kamis (14/1).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Aparat kepolisia berjaga di sekitar pos polisi perempatan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, usai insiden peledakan bom, Kamis (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Irman Gusman menyatakan bela sungkawa atas terjadinya teror bom yang terjadi di Pos Polisi di sekitar wilayah Sarinah, Jakarta Pusat,m Kamis (14/1).

Harus ada evaluasi lebih dalam untuk menghindari pengulangan peristiwa. Irman menjelaskan, terjadinya peristiwa teror bom di pusat kota adalah kecolongan yang menyakitkan. Meski begitu, ia menekankan, saat ini bukan waktunya untuk menyalahkan satu atau dua pihak.

"Kita tidak bisa menuduh siapa. Ini perlu dikaji lebih dalam untuk bahan evaluasi kita untuk ke depan jadi pelajaran," kata Irman setelah menghadiri "Dialog Kebangsaan" di Pancoran, Jakarta, Kamis (14/1).

Terjadinya teror bom di area Sarinah harus dikaji lebih dalam. Agar di waktu yang akan dapat tidak terjadi hal serupa. "Masalah terorisme tidak bisa diprediksi," kata anggota DPD dari Sumatra Barat,

Seluruh pihak saat ini harus menaruh perhatian lebih kepada kemiskinan dan ekstrimisme. Sebab, kedua hal tersebut dapat menjadi alasan individu melakukan teror.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement