REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ketua umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin meminta umat Muslim Indonesia meningkatkan kewaspadaan terhadap Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Imbauan itu agar masyarakat tidak terpengaruh ajaran yang dianggap sesat.
"Khususnya secara internal dalam keluarga, maupun dalam lingkaran-lingkaran organisasi termasuk kampus, sekolah, agar jangan ada yang terpengaruh oleh paham yang sesat dan menyesatkan," kata Din usai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Rabu (13/1).
Ia pun meminta organisasi keagamaan meningkatkan dakwahnya. Sebab, banyak kelompok lain yang menyimpang dan menarik perhatian masyarkat.
"Saya tidak tahu, mungkin pendekatan indoktrinasi yang sangat canggih sampai ada yang terpengaruh. Tak terkecuali dokter, jadi bukan hanya orang awam. Tentu ini indoktrinasi yang canggih," ucap dia.
Ia mengaku prihatin dengan munculnya gerakan tersebut yang ternyata sudah dilarang pemerintah Indonesia. MUI juga sudah mengeluarkan fatwa, bahwa kelompok ini masuk kategori aliran sesat dan menyesatkan.
Din menilai ada penyimpanan apalagi melakukan tindak kriminal, mengambil, menculik, membujuk, sampai ada anak yang lari dari keluarganya karena indoktrinasi. "Ini kan bahaya, merusak sendi kehidupan masyarakat kita yang namanya keluarga itu harus dihormati. Maka saya mendukung, mendorong pemerintah, khususnya kepolisian segera melakukan tindakan tegas," kata Din.