Rabu 13 Jan 2016 13:14 WIB

KPPPA Terjunkan Tim Khusus Kawal Pemukulan Anggota TNI Terhadap Bocah

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise mengunjungi bocah korban pemukulan anggota TNI, T (12 tahun) di RS Prikasih, Jakarta, Selasa (12/1) malam.
Foto: Humas KPPPA
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise mengunjungi bocah korban pemukulan anggota TNI, T (12 tahun) di RS Prikasih, Jakarta, Selasa (12/1) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise Selasa malam (12/1) mengunjungi langsung anak yang diduga menjadi korban penganiayaan, T (12 tahun) di Rumah Sakit Prikasih, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Selasa (12/1) malam.

“Kehadiran saya ke RS Prikasih ini sebagai wujud kehadiran negara untuk melindungi warga negaranya, terutama anak-anak yang menjadi komitmen sekaligus tugas saya sebagai Menteri PP dan PA. Saya akan segera berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga serta mitra kerja yang terkait untuk terus mendampingi dan memberikan perlindungan kepada T,” kata Yohana.

(Baca: Anak SD Dipukuli Anggota Marinir di Depan Ayahnya)

Meski melihat adanya tanda-tanda penganiayaan di tubuh korban dan mendengar kronologi kejadian pada Minggu (10/1) lalu dari pihak keluarga, namun Menteri Yohana belum dapat memastikan kebenaran adanya dugaan keterlibatan aparat dalam kasus tersebut.

(Baca: Ini Kronologi Pemukulan Anggota TNI Terhadap Bocah di Cilandak)

Menteri Yohana mengatakan akan menggali informasi seakurat mungkin, khususnya terkait dengan kronologis kejadian, saksi-saksi yang dapat memberikan keterangan yang diperlukan serta yang terpenting adalah mengawal upaya hukum yang harus dilakukan.

(Baca: Ahok Minta Anggota TNI Pemukul Bocah Ditindak)

“Selanjutnya saya akan menurunkan tim khusus yang terdiri dari unit-unit kerja yang terkait di Kementerian PP dan PA untuk berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan terus mengawal kasus ini hingga tuntas sehingga upaya memberikan perlindungan dan pendampingan, baik secara fisik dan psikologis menjadi prioritas yang harus dilakukan agar korban tidak mengalami trauma,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement