REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perum Perhutani akan bekerja sama dengan Pemprov Jawa Barat untuk mengembangkan agroforestry di kawasan hutan yang ada di Jawa Barat.
Menurut Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, kedepan Perhutani akan merintis kerja sama agroforestry atau kawasan pemanfaatan kehutanan yang terintegrasi di Jabar.
Nantinya, kata dia, masyarakat di sekitar kawasan DAS (daerah aliran sungai) bisa memanfaatkan lahan yang ada seperti untuk bercocok tanam atau hal lainnya. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya penyelamatan DAS di Jabar agar tetap hijau.
"Program ini dilakukan sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan hutan dan (DAS)," ujar Heryawan yang akrab disapa Aher kepada wartawan, usai pertemuan, dengan Dirut Perum Perhutani Mustoha Iskandar serta jajarannya di Gedung Pakuan, Selasa (12/1).
Aher mengatakan, dengan kerja sama sistem agroforesty atau kawasan kehutanan terintegrasi ini, maka hutannya nanti dimanfaatkan dan lahan bawahnya terpadu untuk pertanian, perkebunan, peternakan.
"Kan dikawasan yang kecil-kecil bisa nanam pohon jati. Bisa juga, nanam jagung, kedelai, macam-macam," katanya.
Kawasan hutan terintegrasi ini, kata dia, segera dikerjasamakan dengan dinas terkait. Aher menargetkan, pekan depan sudah ada koordinasi.
"Begitu ditawarkan kerja sama dengan konsep ini, saya segera jawab siap sedia," katanya.
Sementara itu, Dirut Perum Perhutani Mustoha Iskandar mengatakan, saat ini banyak DAS yang perlu ditangani dengan baik. Program ini, diharapkan bisa mencegah erosi kawasan hutan, khususnya DAS.
"Dengan agroforestry ini diharapkan bisa menahan laju erosi, sehingga bisa menahan banjir di daerah-daerah hilir," kata Mustoha.
Program ini, kata dia, tidak hanya akan diterapkan di kawasan milik Perhutani yang ada di Jawa Barat saja. Namun, agroforestry ini akan mencakup semua lahan Perhutani di seluruh Indonesia.
Perhutani, kata dia, menggandeng Jabar untuk program ini karena DAS bermacam-macam. Yakni, ada yang domain pusat seperti hutan konservasi, ada hutan lindung, dan hutan produksi. Namun, ada DAS milik masyarakat.
"Ini bisa disentuh dengan program integratif farming sistem. Itu bisa kita garap," katanya.
Jadi, kata dia, nantinya masyarakat tak hanya menanam semusim sayur-sayuran. Karena, akan bahaya tak bisa menahan lahan erosi kalau terjadi hujan.
"Kalau ditanami agroforesty, bisa menahan erosi dan banjir. Luas lahannya, nanti kami data lagi," katanya.