REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat mewaspadai kerawanan pangan akibat bencana alam di musim hujan.
Karena, distribusi pangan bisa terganggu akibat akses jalan terputus terkena banjir atau longsor.
Menurut Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar, di musim hujan ini, pihaknya mendeteksi terdapat sejumlah kabupaten yang selalu langganan banjir dan longsor.
Di antaranya, Bogor, Cianjur, Sukabumi, Garut, Tasikmalaya dan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung. Deteksi dini, harus dilakukan karena bencana dapat menghambat pasokan bahan makanan.
"Musim penghujan biasanya mengganggu pendistribusian pangan," ujar Deddy kepada wartawan, Senin petang (11/1).
Deddy mengatakan, bencana longsor dan banjir sulit dihindari. Karena, Jabar tergolong provinsi dengan curah hujan cukup tinggi. Namun, di satu sisi di Jabar pun masih sering terjadi kekeringan lahan pertanian saat musim kemarau. Hal ini terjadi, karena air saat musim penghujan tidak berhasil ditampung sempurna.
"Sekarang ini sudah ada Waduk Jatigede jadi bisa menampung air sekaligus mencegah banjir terutama untuk wilayah Indramayu yang merupakan sentra padi terbesar di Jabar," katanya.
Selain ancaman bencana alam, kata dia, ketahanan pangan juga berpotensi terancam akibat pertumbuhan jumlah penduduk serta penyusutan lahan pertanian.
Namun, upaya peningkatan produksi pangan juga dihadapkan tantangan perubahan iklim dan pengurangan kualitas tanah. Gangguan pasokan pangan, membuat Sumber Daya Manusia menjadi kurang gizi.
"Ini kelihatannya sederhana padahal punya arti yang sangat penting," katanya.
Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar Haryadi mengatakan musim hujan menimbulkan resiko bencana seperti longsor, banjir dan puting beliung.
Untuk itu, pihaknya tetap waspada dan telah berkoordinasi dengan berbagai pihak mulai dari BMKG, Kementerian Sosial, Basarnas, TNI serta Polri.
Menurut Haryadi, logistik bencana juga sudah disebar ke Kabupaten/Kota di Jabar diantaranya perahu karet. Hal ini agar penanggulangan bisa segera dilakukan jika terjadi bencana di suatu daerah.
Beberapa daerah di utara dan selatan Jabar, kata dia, tergolong rawan banjir. Sementara wilayah tengah, tergolong rawan longsor.
BPBD Jabar sendiri telah memberikan pelatihan kepada masyarakat agar mengetahui ciri-ciri awal bencana. Yakni, dengan menyiagakan ribuan relawan yang tersebar di kabupaten/kota yang bertugas memberikan informasi kebencanaan dan penanggulangannya.