REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Bencana alam yang melanda berbagi daerah di Kabupaten Majalengka selama tahun 2015 mencapai seratusan. Kerugian akibat bencana alam meningkat signifikan dibanding tahun 2014.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Majalengka, Tatang Rahmat menyebutkan, sepanjang 2015 terjadi 129 kali peristiwa bencana alam di Kabupaten Majalengka. Diantaranya berupa longsor, banjir, pergerakan tanah dan puting beliung.
"Bencana itu menimbulkan kerugian yang sangat besar," kata Tatang kepada Republika.co.id, Selasa (12/1).
Adapun taksiran kerugian bencana alam yang terjadi sepanjang 2015 tersebut sekitar Rp 18 milar. Nilai itu meningkat tajam dibandingkan kerugian akibat bencana alam yang terjadi sepanjang 2014 yang mencapai Rp 6 miliar.
"Padahal kasus bencana alam pada 2015 dan 2014 jumlahnya hampir sama," terang Tatang.
Kerugian terbesar salah satunya akibat banjir besar yang menimpa sepuluh kecamatan di Kabupaten Majalengka pada Maret 2015. Bencana tersebut mengakibatkan banyak fasilitas umum yang menjadi rusak.
Selain banjir, kerugian terbesar lainnya berasal dari bencana tanah longsor yang terjadi selama Januari sampai Februari 2015 lalu. Longsor di antaranya terjadi di Kecamatan Sidamukti, Sindangwangi, Malausma, Argapura dan Lemahsugih.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Bencana BPBD Kabupaten Majalengka, Ano Sumarno mengatakan sepekan pertama Januari 2016 terjadi tiga kali bencana alam di Kabupaten Majalengka. Diantaranya longsor yang menimbun satu unit rumah dan beberapa hektare sawah milik warga di Desa Ujungberung, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka.
Ano menjelaskan, berdasarkan informasi dari BNPB, Kabupaten Majalengka merupakan daerah yang rawan bencana alam. Bahkan dari pemetaan, Kabupaten Majalengka menempati urutan ke-16 daerah rawan bencana alam dari 497 kabupaten dan kota di Indonesia.
Sedangkan di Jawa Barat, Kabupaten Majalengka menempati urutan ke-7 daerah rawan bencana alam.