REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Jenderal (Purn) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan soal adanya ormas Gafatar yang diisukan sesat. Ia menambahkan, pihaknya sudah menelusuri hal tersebut dan masih mendalami pergerakannya.

Luhut juga mengakui bahwa Gafatar merupakan ormas yang aneh. Gafatar sendiri sudah ada sejak 2012. Lalu, dideteksi sejauh ini, pergerakan mereka bukanlah ormas kasar dan radikal, melainkan merupakan ormas damai.

"Soal kaitannya dengan orang hilang, kita masih telusuri lagi pergerakan ormasnya," ujar Luhut di kantor Menkopolhukam, Selasa (12/1).

Luhut mengimbau agar masyarakat yang memang mencium dan menduga adanya gerakan-gerakan aneh dan mencurigakan untuk segera melapor ke pihak yang berwajib. Luhut pun meminta agar Polri merespons hal ini dan bekerja efektif untuk mendeteksi gerakan-gerakan yang bisa mengancam nasionalisme.

Sebelumnya, seorang dokter dan anaknya di Yogya sempat dikabarkan hilang. Suaminya sempat mengunggah pencarian orang hilang ke media sosial. Setelah polisi melakukan pencarian, ternyata dokter Rica dan anaknya ditemukan di Bandara Adisucipto. Ia pun diduga telah diiming-imingi untuk bergabung ke Gafatar.

Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara) merupakan organisasi yang tidak berafiliasi dengan agama manapun. Organisasi ini mengincar ibu-ibu muda dan anak anak. Gafatar sendiri disebut-sebut sebagai gerakan aliran sesat yang mencampuradukkan agama dalam satu tradisi.

Sebelumnya, MUI juga sudah mengeluarkan fatwa bahwa Gafatar merupakan organisasi sesat. Aliran Gafatar ini mengusung nilai-nilai yang mencampuradukkan agama, seperti aliran Lia Eden yang sempat terkenal pada 2012 silam.

Ikuti Whatsapp Channel Republika