Senin 11 Jan 2016 15:30 WIB

Rumah Kos Rawan Penyebaran Demam Berdarah

Rep: C26/ Red: Ani Nursalikah
Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.
Foto: dinsos.jakarta.go.id
Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Susatyo Triwilopo mengatakan kos-kosan menjadi kawasan rawan terkena penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Pasalnya kebersihan lingkungan sekitar kos-kosan sering terabaikan oleh penghuninya.

"Tempat kos-kosan itu rawan penyakit DBD," kata Susatyo di Kantor Dinkes Kota Bandung, Jalan Supratman, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (11/1).

Menurutnya, penghuni kos terkadang apatis dengan lingkungan sekitarnya. Mereka hanya membersihkan kamar pribadinya sebab menganggap sudah membayar dan tidak bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan kos-kosan.

Padahal perilaku penghuni kos dianggap berpotensi memfasilitasi berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti penyebab DBD. Seperti kebiasaan membeli minuman kaleng atau botol yang setelahnya dibuang begitu saja. Padahal wadah-wadah seperti itu bisa menampung air yang kemudian menjadi tempat jentik nyamuk.

Kamar kos-kosan biasanya juga banyak gantungan baju yang juga berpotensi sebagai sarang nyamuk dewasa. Ia mengimbau seluruh masyarakat, termasuk penghuni kos aktif menjaga kebersihan lingkungan. Pasalnya, walaupun satu wilayah sudah menjaga betul kebersihan lingkungan tetap beresiko jika salah satu warganya ada yang tidak peduli.

"Harusnya aparat kewilayahan itu mengajak semua warganya untuk menjaga lingkungan. Karena satu nggak bergerak atau bebersih itu akan menjadi sumber penyakit," ujarnya.

Ia menambahkan akan terus melakukan sosialisasi bahaya penyebaran nyamuk aedes aegypti kepada masyarakat. Ia juga terus berkoordinasi dengan lurah dan camat setempat untuk memantau kondisi lingkungan.

SKasus penyakit demam berdarah di Kota Bandung meningkat. Hingga Desember 2015, Dinas Kesehatan Kota Bandung mencatat sebanyak 3.389 kasus DBD yang terjadi di seluruh Bandung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement