Sabtu 09 Jan 2016 19:55 WIB

PHBS Kunci Tekan DBD

Sejumlah anak pasien demam berdarah (DB) menjalani perawatan ruang anak RSUD Indramayu, Jawa Barat, Jumat (30/1).
Foto: Antara
Sejumlah anak pasien demam berdarah (DB) menjalani perawatan ruang anak RSUD Indramayu, Jawa Barat, Jumat (30/1).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, menyebutkan cara ampuh untuk menekan peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah tersebut adalah kesadaran masyarakat untuk menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

"Kuncinya memang dari diri pribadi masyarakat itu untuk mau menjaga kebersihan diri dan lingkungannya karena vektornya nyamuk, dan tubuh manusia sebagai media virusnya berkembangbiak," ujar Kadiskes Kota Pekanbaru, Helda S Munir di Pekanbaru, Sabtu (9/1).

Helda menerangkan, proses penularan DBD dimulai dengan gigitan nyamuk dewasa terhadap korban dan berpindah menggigit manusia yang sehat.

Menurut dia, jika perkembangbiakan nyamuk Aides Aigepty bisa diputus dan dimusnahkan sejak masih dari telur dan jentik, maka nyamuk dewasa tidak akan ada.

"Karena kalau sudah menjadi nyamuk dewasa, maka akan mengigit manusia yang di dalam tubuhnya ada virus DBD dan kemudian nyamuk tersebut pindah mengigit manusia yang sehat dan menularkan virusnya. Demikianlah siklus ini akan berputar," katanya.

Karena itu, untuk memutus mata rantai ini, media yang diduga akan menjadi sarang nyamuk dan berkembangbiaknya harus dimusnahkan.

Dinkes sudah punya standar operasional pengerjaan dengan istilah 3M plus. Dimana pemutusan itu dilakukan dengan tiga cara saat telur nyamuk dan jentik ada. Pertama menutup semua tampungan air agar nyamuk tidak singgah untuk bertelur karena nyamuk mencari air sebagai tempat yang empuk untuk bertelur dan menetaskannya menjadi jentik.

"Lalu mengumpul, di sini masyarakat diajak mengumpulkan sampah yang berbentuk wadah sekecil apapun yang rawan menampung air, seperti kaleng kosong, botol dan barang bekas lainnya, lalu menguburnya didalam tanah. Agar tidak tertampung air sehingga telur nyamuk tak menetas jadi jentik," katanya.

M ketiga adalah menguras setiap penampungan air secara rutin. "Bisa juga membuang/mengganti setiap wadah yang jadi penampungan air di dalam rumah, seperti pot bunga, pemanas air minum, tempat minuman hewan, dan sebagainya," katanya.

Dia juga menyarankan masyarakat menggunakan bibit abate bagi tampungan air yang diperlukan guna membunuh telur nyamuk. Kemudian boleh juga menggunakan obat anti nyamuk dan lotion pengusir. "Jadi yang terpenting memang kesadaran pribadi masing-masing untuk hidup bersih dan sehat," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement