Jumat 08 Jan 2016 21:28 WIB

TNI AL akan Ubah Kuota Rekrutmen Prajurit

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Djibril Muhammad
Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi di base ops Pangkalan Udara TNI AL Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (20/4). (ANTARA/Zabur Karuru)
Foto: Antara/Zabur Karuru
Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi di base ops Pangkalan Udara TNI AL Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (20/4). (ANTARA/Zabur Karuru)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI, Ade Supandi, mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan pembicaraan dengan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, terkait rencana perekrutan putra daerah, terutama di daerah-daerah terluar Indonesia, sebagai prajurit TNI AL.

Langkah ini diharapkan bisa menjadi solusi minimnya jumlah personel yang berada di wilayah-wilayah tersebut.

Sebelumnya, TNI memang akan melakukan evaluasi gelar kekuatan dan kemampuan di wilayah-wilayah terluar Indonesia, khususnya yang berada di wilayah Maluku dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal ini lantaran minimnya jumlah personel dan belum maksimalnya kemampuan TNI di wilayah tersebut.

Wilayah-wilayah tersebut seperti Pulau Lirang, Pulau Wetar, Pulau Kisar, dan Pulau Leti. Semua wilayah ini berada di Laut Timor, tepatnya masuk dalam administrasi Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku. Setidaknya hanya ada dua prajurit TNI AL dan dua orang Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang bertugas di wilayah-wilayah tersebut.

Terkait kurangnya personel, Ade mengakui, pihaknya telah menyampaikan rencana perekrutan putra daerah kepada Panglima TNI.

"Kami usahakan untuk merekrut putra daerah. Misalnya di Pulau Wetar, kami akan pilih dan seleksi pemuda di sana untuk jadi prajurit TNI. Kemudian, kami akan tugaskan kembali di sana," ujar Ade di Mabes TNI AL, Cilangkap, Jakarta, Jumat (8/1).

Menurut Ade, biasanya prajurit-prajurit yang sudah pensiun ataupun selesai mengerjakan tugas di wilayah terluar akan langsung kembali ke Pulau Jawa. Untuk itu, diperlukan perekrutan putra daerah untuk bisa menempati pos-pos di wilayah terluar tersebut, yang memang orang asli di sana.

Tidak hanya itu, kebijakan ini pun nantinya akan mengubah kuota penerimaan prajurit baru. "Kami memang akan mengubah kuota penerimaan prajurit, tapi tidak akan mengubah kebutuhan riil atas prajurit," ujar mantan Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement