Jumat 08 Jan 2016 19:26 WIB

Gaya Hidup Jadi Faktor Banyaknya Perempuan Jadi Pengutil

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Ani Nursalikah
Perempuan mengutil (ilustrasi)
Foto: sknvibes.com
Perempuan mengutil (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Gaya hidup yang ingin lebih dan serba mewah menjadi faktor lain terkait fenomena maraknya keberadaan perempuan pengutil di perkotaan. Hal ini salah satunya diungkapkan oleh Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Denpasar Barat, Kompol Wisnu Wardana.

Menurutnya, kehadiran perempuan pengutil tak melulu didorong faktor ekonomi. "Dari beberapa kasus yang kami tangani, ada pelaku (perempuan) yang sudah mempunyai suami dengan pekerjaan mapan. Jadi, menurut saya pribadi, faktor gaya hidup lebih dominan," kata Wisnu kepada Republika.co.id, Jumat (8/1).

Jika faktornya ekonomi, kata Wisnu, pelaku tak mungkin mengutil barang-barang konsumtif, seperti pakaian bermerek, perhiasan, atau barang berharga lainnya. Polsek Denpasar Barat beberapa kali menangkap pelaku yang mengutil barang-barang yang dikategorikan kebutuhan tersier.

"Modusnya tak ada istimewa, seperti mereka mengambil barang namun tak membayarnya, atau mencuri barang punya teman sendiri," ujar Wisnu.

Lokasi penangkapan pun umumnya di pusat-pusat perbelanjaan, khususnya mal besar. Pelaku akhirnya diproses sesuai prosedur.

Perempuan pengutil umumnya melakukan aksi kejahatannya untuk memenuhi kebutuhan hidup demi bertahan dengan gaya hidup mewahnya. Survei dan analisis yang pernah dilakukan pada 2014 di Newcastle Timur menunjukkan peningkatan jumlah pengutil kalangan perempuan.

Analisis pelanggan di Newcastle Shopping Park, dilansir dari The Guardian menunjukkan petugas menangkap setidaknya 20 perempuan dari 26 pelaku pengutil di pusat perbelanjaan tersebut hanya dalam waktu empat bulan. Mereka umumnya mencuri barang-barang didominasi makanan.

Di pusat perbalanjaan Eldon Square, Newcastle, staf keamanan toko kerap menangkap pengutil barang-barang mewah, seperti iPad dan parfum mahal. "Pelaku yang umumnya kaum hawa ini tak ubahnya seperti pecandu narkoba yang tak bisa berhenti mengutil," kata Sersan Graeme Barr yang menangani kejahatan ritel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement