Jumat 08 Jan 2016 09:12 WIB

Awal 2016, Sudah Dua Korban Meninggal Akibat DBD di Boyolali

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Andi Nur Aminah
Pasien demam berdarah dirawat di rumah sakit
Foto: Edy Yusuf/Republika
Pasien demam berdarah dirawat di rumah sakit

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Serangan Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali merebak di Kabupaten Boyolali. Awal tahun 2016 ini, tercatat sudah ada lima kasus dengan dua penderita meninggal dunia akibat terlambat tertanggani. 

Puncak serangan DBD diperkirakan hingga bulan Maret mendatang. "Dua korban meninggal dunia masih anak-anak, berasal dari Teras dan Musuk,” kata Kabid Pengendalian Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Ahmad Muzayin, Jumat (8/1).

Dinkes mengimbau kepada masyarakat untuk ekstra waspada. Ini menyusul serangan DBD masih akan berlangsung hingga Maret. Kondisi ini dipengaruhi oleh cuaca, di mana saat ini hujan jarang turun meski sudah memasuki musim penghujan. Hal ini membuat nyamuk aedes aigypti mudah sekali berkembang biak. "Kita himbau masyarakat tetap membudayakan pola hidup sehat dan bersih," ujar Muzayin.

Di antaranya, selalu melakukan 3 M  yakni menguras, mengubur dan menutup. Selain itu, juga pemberian abate ke tempat penampungan air terutama bak mandi. Yang lebih penting lagi, dia mengaakan, masyarakat diminta untuk tidak ganti dokter. Sehingga memudahkan untuk dilakukan penangganan.

Menurutnya, keterlambatan penangganan, biasanya disebabkan karena pasien sering berganti-ganti dokter. Hal ini membuat diagnosa lambat.

(Baca Juga: Jarang Hujan, DBD Mulai Mengganas).

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement