REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Data di Dinas Kesehatan Kota Malang pada tahun 2015 terdapat 287 orang positif menderita demam berdarah. Karena itu Dinas Kesehatan Kota Malang mengimbau masyarakat menjaga lingkungannya tetap bersih supaya terhindar dari penyakit demam berdarah selama musim penghujan.
"Tahun 2016 semoga turun angka penderitanya, segala program pengentasan demam berdarah telah kami jalankan. Kami siaga penyakit demam berdarah," kata Kepala Dinkes Kota Malang, Asih Tri Rachmi, Kamis (7/1).
Tri mengatakan ke depannya kasus demam berdarah menjadi atensi khusus pemerintah. Meski jumlah penderitanya masih cukup banyak, namun penderita yang meninggal dunia mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
Penderita demam berdarah tiga di antaranya meninggal dunia. Mayoritas penyakit demam berdarah menyerang anak-anak sekolah dasar menengah berkisar usia 10 hingga 16 tahun. Tri mengajak warga menjaga kebersihan lingkungan, tidak mungkin pihaknya kerja bakti di setiap rumah warga. Peraturan daerah (Perda) bebas jentik pun saat ini masih belum memungkinkan.
Kepala Bidang P2PL Dinkes Kota Malang, Husnul Muarif mengatakan Pemkot merealisasikan program satu juru pemantau jentik (Jumantik) setiap satu rumah. Husnul mengatakan hal ini akan mempermudah mengantisipasi dan menangkal berkembangnya penyakit demam berdarah.
"Kami tetap gencarkan 3 M plus, mengaktifkan Jumantik, kerja bakti tiap seminggu sekali, dan pemberantasan sarang nyamuk di masyarakat. Masyarakat perlahan mulai sadar akan bahaya demam berdarah," ujarnya.
Husnul mengatakan ada beberapa zona merah di Kota Malang yang rawan demam berdarah. Ia berharap apabila ada gejala demam berdarah keluarga segera membawa pasien ke dokter atau Puskesmas terdekat. "Jangan sampai terlambat mendapat penanganan medis," katanya.
Demam berdarah umumnya akan terlihat pada tiga hingga empat belas hari setelah masa inkubasi. Diawali dengan demam tinggi yang bisa mencapai suhu 41 derajat celcius. Penyebab utama penyakit demam berdarah adalah virus dengue dan menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Nyamuk aedes aegypti berkembang biak di daerah berpenduduk tinggi (seperti di kota-kota besar) yang memiliki iklim lembab dan hangat.