Rabu 06 Jan 2016 19:00 WIB

Bulog Gelontor Beras dengan Operasi Pasar

Rep: sonia fitri/ Red: Taufik Rachman
Presiden RI Joko Widodo didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno saat menghadiri peluncuran Operasi Pasar Bulog Serentak di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Jumat (2/10).  (Republika/Wihdan)
Presiden RI Joko Widodo didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno saat menghadiri peluncuran Operasi Pasar Bulog Serentak di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Jumat (2/10). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID,Gelar OP, Bulog Tegaskan Pasokan Beras Cukup di Pasar

JAKARTA -- Perum Bulog didampingi Menteri Pertanian (Mentan) melakukan Operasi Pasar (OP) beras di Pasar Induk Cipinang pada Rabu (6/1). Kegiatan tersebut guna memenuhi ketersediaan beras di pasar serta mengendalikan harga beras yang saat ini tinggi stabil.

"Beras untuk OP kita gelontorkan sebanyak 150 ribu ton beras medium untuk sebulan ke depan," kata Direktur Komersial Perum Bulog Fazri Sentosa. Beras boleh dibeli oleh pedagang beras seharga Rp 7.500 per kilogram dan dijual kepada konsumen dengan harga Rp 8.300 per kilogram sebagai Harga Eceran Tertinggi (HET).

Para pedagang yang membeli beras OP harus taat perjanjian, yakni menjual beras Rp 8.300 per kilogram. Bulog menurunkan sejumlah tim pengawas agar tidak terjadi penyelewengan.

Jika ketahuan ada pedagang yang menjual beras OP eceran di atas harga yang ditetapkan, kerja sama akan diputus dan si pedagang tidak akan mendapatkan beras lagi dari Bulog. Beras OP 100 persen beras petani, sementara beras impor belum dikeluarkan.

Di sisi lain, Fazri menyebut pasokan di gudang Bulog masih ada sebanyak 1,2 juta ton. Jumlah tersebut diprediksi cukup memenuhi kebutuhan beras nasional hingga panen raya di Februari 2016 tiba.

Memantau pelaksanaan OP, Mentan Amran Sulaiman menyebut, beras OP bukan beras impor. Ia berasal dari pengadaan Bulog di Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah. OP yang dilakukan hari ini merupakan yang ketiga, dimulai sejak November 2015.

"Ini bukti bahwa pasokan beras ada, untuk menstabilkan harga hingga Rp 8.300 per kilogram," katanya. Pasokan aman, lanjut dia, padahal masa tanam diakui mundur satu bulan.

Kepala Pasar Induk Beras Cipinang Endang Sundara melaporkan, harga beras eceran tertinggi di Pasar Induk Cipinang beragam dari mulai yang premium, menegah dan medium. Untuk beras jenis IR I, harga beras  Rp 10.100 per kilogram. Kemudian, IR II Rp 9.400 per kg, IR 3 Rp 8.800 per kg.

Harga beras lainnya juga masih menunjukkan harga tinggi, Cianjur Kepala Rp 13.000 per kg dan Cianjur Slyp Rp 12.000 per kg. Selain itu, beras Setra Rp 12.300 per kg, Saigon Rp 10.800 per kg, Muncul 1 Rp 10.800 per kg, Muncul 2 Rp 9.800 per kg, dan Muncul 3 Rp 9.100 per kg.

Sementaran di tingkat pengecer, Ketua Serikat Pedagang Pasar Indonesia (SPPI) Burhan Saidi melaporkan harga beras saat ini Rp 11 ribu-11.400 per kilogram untuk ukuran Medium. "Tetapi untuk beras standar masih 9 ribu-9.200 per kilogram. "Wajar dan memang sudah seharusnya Bulog saat ini mengantisipasi kenaikan harga dengan melakukan OP," katanya.

Informasi yang SPPI terima, persediaan beras cukup hingga April. Total ketersediaan di Jakarta-Banten saat ini sekitar 250 ribu ton. Akan tetapi ditingkat pengecer relatif masih rawan. Karena ketersediaannya belum merata tersalur sehingga rawan harga naik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement