REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Perbaikan Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) Petanu di Kota Denpasar Januari 2016 ini selesai dan kembali beroperasi. Ini akan membantu mengatasi krisis air di Kota Denpasar.
"Distribusi air dari SPAM Petani ke Kota Denpasar termasuk besar, mencapai 125 liter per detik," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali, I Nyoman Astawa Riadi, Rabu (6/1).
Distribusi yang direncanakan dari SPAM Petani ini mencapai total 150 liter per detik. Sisanya sebanyak 25 liter per detik akan didistribusikan dari SPAM Blusung.
Salah satu penyebab krisis air di ibu kota Provinsi Bali tersebut adalah terbatasnya sumber daya air yang dimiliki oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Denpasar, serta macetnya sejumlah sumur bor yang selama ini digunakan untuk mendistribusikan air bersih.
Alih fungsi lahan dari sawah menjadi perumahan yang sebagian besar terjadi di wilayah Bali juga berkontribusi pada krisis ini.
PDAM sebelumnya sudah melakukan sosialisasi dan uji coba saluran distribusi air PDAM Kota Denpasar sepanjang Jalan Waribang-WR Supratman-Pattimura-Veteran.
Uji coba tersebut awalnya berjalan baik. Namun, belakangan timbul masalah dimana water meter di wilayah tersebut kurang berfungsi optimal sehingga jadwal distribusi air terancam mundur sebab alirannya ditutup sementara.
Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika berharap masalah tersebut segera tertangani dengan baik. Alasannya, air adalah kebutuhan vital masyarakat perkotaan.
"Saya akan perintahkan distribusi air dari SPAM Petanu sementara dibuka dan didistribusikan tanpa water meter sampai alat penggantinya tersedia," kata Pastika.
Jumlah penduduk Kota Denpasar berkisar 800 ribu hingga satu juta jiwa. Kebutuhan air per orangnya mencapai 150 liter per hari. Jumlah etrsebut belum termasuk untuk kebutuhan domestik, seperti peternakan dan irigasi.
Pembukaan sementara itu diharapkan Pastika bisa menangani permasalahan kebutuhan masyarakat Denpasar akan air bersih.