Rabu 06 Jan 2016 15:31 WIB

Kemenhan Terinspirasi Obama Terapkan Program Bela Negara

Kepala Badiklat Kemenhan Mayjen Hartind Asrin.
Foto: Republika/Agung Suprianto
Kepala Badiklat Kemenhan Mayjen Hartind Asrin.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Pertahanan (Kemenhan) berupaya memfinalkan kurikulum bela negara untuk diterapkan dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Kepala Badiklat Kemenhan Mayjen Hartind Asrin menyatakan, kurikulum itu juga diterapkan untuk siswa Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi (PT).

Menurut dia, sebaiknya anak-anak sejak dini diperkenalkan pendidikan bela negara. Program itu sebenarnya sudah diterapkan di Singapura dan mampu menumbuhkan rasa nasionalisme warga Singapura ketika mereka dewasa.

Hartind menyatakan, perumusan kurikulum tersebut saat ini sudah mencapai 85 persen. Untuk mengaplikasikan kurikulum itu, pihaknya menjadwalkan bertemu dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti).

"Saya ditunggu minggu depan usai pulang dari Aceh, saya akan bertemu Sekjen Kemendikbud, Kemenristek Dikti, kemudian Kemendagri dan Kemensos, Sekjen Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal untuk menentukan bagaimana kurikulumnya," ujar Hartind usai penandatangan MoU pelatihan bela negara dengan Presiden Direktur PT Perta Arun Gas (PAG) Aceh, Teukur Khaidir di kantornya, Rabu (6/1).

Menurut dia, ada lima nilai dasar yang coba ditanamkan kepada para murid PAUD, yaitu cinta Tanah Air, rela berkorban, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin dengan ideologi Pancasila dan UUD 45, serta Bhinneka Tunggal Ika. Dia mengaku sangat miris melihat anak-anak tidak diberi pemahaman tentang rasa cinta terhadap negeri ini sejak dini.

"Kita tertinggal jauh dengan Singapura. Di Singapura ada museum militer, discovery center ini inspirasi saya. Anak TK nanti dibawa ke sana berbaris menonton discovery center, tidak perlu diajari cukup menonton anak-anak kan visual. Waktu itu digambarkan bagaimana Singapura diserang, kemudian diperlihatkan alutsista buatan Singapura sehingga anak-anak bangga dengan tentaranya," ujarnya.

Untuk di Indonesia, kata dia, para siswa diberi matode untuk menyanyikan lagu-lagu kebangsaan, khususnya Indonesia Raya. Menonton film pahlawan untuk membangkitkan nasionalisme, seperti film Jenderal Besar Soedirman dan Bung Karno, juga akan menjadi menu wajib. Selain itu, juga pendidikan perang-perangan dan latihan disiplin baris-berbaris.

Mantan kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhan itu mengaku terinspirasi dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama yang cerdik dalam menumbuhkan rasa nasionalisme kepada generasi muda. Obama, kata dia, cara mendatangi dan mengajak anak-anak TK untuk mengikuti program camping di Gedung Putih. Setiap anak kecil diberi pemahaman bahwa AS itu adalah negara besar sehingga mereka ketika dewasa merasa bangga menjadi warga negeri Paman Sam.

"Anak kecil ditanamkan kebanggaan kepada negaranya. Makanya kita sasar anak PAUD karena anak usia dini lima sampai sembilan tahun itu long term memory-nya sangat bagus. Kemarin sudah dicoba sehari anak-anak diminta menggambar bendera Merah Putih, pulau-pulau di Indonesia," ujar Hartind.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement