Rabu 06 Jan 2016 13:00 WIB

Kasus Bencana Alam di Garut Menurun di 2015

Rep: Fuji E Permana/ Red: Winda Destiana Putri
bencana alam
Foto: .
bencana alam

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Bencana alam yang terjadi di Kabupaten Garut mengalami penurunan di 2015.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut mencatat, ada 343 kasus bencana alam yang terjadi sepanjang 2014. Sementara, di 2015 tercatat terjadi 273 kasus bencana alam.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut, Dadi Djakaria mengatakan, kasus bencana alam yang paling sering terjadi selama dua tahun terakhir berupa bencana longsor dan kebakaran rumah. Kasus kebakaran rumah sepanjang 2014 terjadi 117 kali dan ditambah satu kasus kebakaran pasar.

"Sepanjang 2015 kasus kebakaran rumah bertambah menjadi 132 kasus dan ditambah satu kasus kebakaran pasar," kata Dadi kepada Republika, Rabu (6/1).

Kemudian, bencana longsor terjadi 117 kali di 2014. Sementara, di 2015 bencana longsor menurun menjadi 56 kali. Selain dua bencana tersebut, di wilayah Garut juga kerap teerjadi banjir bandang, jembatan ambruk dan gempa bumi. Beruntung gempa bumi yang terjadi sebanyak sembilan kali sepanjang 2015 tidak mengakibatkan kerusakan atau tsunami.

Kendati demikian, dikatakan Dadi, BPBD telah memasang alat pendeteksi tsunami di sepanjang pesisir selatan Kabupaten Garut. Juga dipasang alat pendeteksi longsor di lokasi rawan longsor. Alat pendeteksi dini tanah longsor di pasang di Kecamatan Pamulihan, Talegong dan Cilawu. Sementara, alat pendeteksi tsunami dipasang di Kecamatan Pamengpeuk, Cikelet dan Caringin.

"Alat pendeteksi longsor dan tsunami di pasang di titik paling rawan," ujar Dadi.

Menjelang akhir tahun 2015 untuk menyambut 2016, BPBD semakin mengoptimalkan kesiapsiagaan desa tangguh bencana di beberapa desa yang dianggap rawan.

Tim reaksi cepat tanggap juga harus semakin siaga. Dalam hal ini, dikatakan Dadi, kegiatan sosialisasi terus dilakukan dalam rangka menciptakan petugas BPBD dan seluruh eleman masyarakat yang bersinergi.

Tujuannya agar semakin siap menghadapi bencana yang setiap waktu bisa terjadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement