Selasa 05 Jan 2016 07:19 WIB

'Reshuffle Kabinet Tinggal Menghitung Hari'

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Bilal Ramadhan
Presiden Jokowi saat memeriksa pasukan di HUT TNI ke-70 di Pantai Indah Kiat, Cilegon, Senin (5/10).
Foto: Setkab
Presiden Jokowi saat memeriksa pasukan di HUT TNI ke-70 di Pantai Indah Kiat, Cilegon, Senin (5/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik LIPI Siti Zuhro menyatakan, pernyataan presiden Jokowi yang meminta untuk tidak didesak dan diintimidasi dalam melakukan reshuffle kabinet merupakan sinyal akan segera terjadi reshuffle.

''Reshuffle tinggal menghitung hari saja. Pernyataan jokowi tersebut bisa saja dianggap sebagai ungkapan eksplisit bahwa dia ingin mengatur kabinetnya sendiri dan menempatkan orang-orangnya sesuai dengan yang dikehendaki,'' kata Zuhro saat dihubungi, Senin (4/1).

Menurut Zuhro, Kali ini Jokowi tidak mau diarahkan dan didikte oleh kekuatan-kekuatan politik. Pengalaman awal dalam membentuk kabinet kerja dan juga reshuffle jilid pertama menunjukan kuatnya tekanan terhadap Jokowi untuk mengakomodasi calon/kader yang mereka usulkan.

''Itu menunjukan seolah ingin mengatakan bahwa yang duduk di Kabinet kerja adalah orang-orangnya Jokowi, orang-orang pilihan Jokowi bukan kekuatan-kekuatan lain,'' ujarnya.

Zuhro menambahkan, Reshuffle jilid kedua juga menunjukkan kecenderungan yang sama. Menghindari tekanan partai sama sekali tentu tidak mungkin. Karena Jokowi butuh dukungan kekuatan politik.

''Kemungkinannya adalah keleluasaan dalam memilih calon-calon yang ditawarkan partai,'' ucap Zuhro.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement