Senin 04 Jan 2016 20:15 WIB

Tingkatkan Minat, Sosialisasi SMK Perlu Diperkuat

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Winda Destiana Putri
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menyelesaikan ujian nasional bahasa Indonesia di SMK Negeri 8 Jakarta, Senin (16/4).
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menyelesaikan ujian nasional bahasa Indonesia di SMK Negeri 8 Jakarta, Senin (16/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsep pendirian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah untuk mengarahkan anak bisa berkerja. Dengan kata lain, SMK menawarkan bekal bagi peserta didik sehingga mampu menghadapi dunia kerja.

Direktur Perguruan Global Islamic School (GIS), Itje Chodidjah mengaku selalu mendengar anggapan bahwa SMK lebih diperuntukkan bagi siswa menengah ka bawah. Hal ini muncul karena kebanyakan dari mereka tidak melanjutkan kuliah.

"Karena konsepnya memang lebih langsung kerja ketika lulus," ujar Itje kepada Republika, Senin (4/1).

Berkenaan dengan penilaian itu, Dewan Pertimbangan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menyatakan ketidaksepakatannya. Konsep pendirian SMK bukan untuk kelas menengah ke bawah tapi vokasionalnya dalam menyiapkan bekal kerja bagi peserta didik.

Itje juga menambahkan terkait banyaknya siswa SMK yang tidak melanjutkan kuliah. Menurut dia, hal ini merupakan kasus lain yang tidak perlu dihubungkan dengan keadaan ekonomin peserta didik.

Lagipula banyak lulusan SMK yang lebih sukses dibandingkan dengan lulusan SMA bahkan, dengan alumnus Strata Satu (S1) sekalipun.

Menurut Itje, anggapan tersebut harus segera dihilangkan. Sosialisasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan pihak SMK perlu diperkuat. Mereka harus memperkenalkan hal-hal apa saja yang bisa didapatkan peserta didik dengan belajar di SMK.

Dalam pandangan Itje, SMK tidak hanya mengajarkan anak ihwal teori umum seperti yang dilakukan peserta didik SMA. SMK lebih mengajakan anak tentang pengetahuan yang konkret ke depannya. Dengan kata lain, SMK memiliki bekal kerja yang lebih baik dibandingkan sekolah lainnya.

Hal ini karena konsep SMK memang lebih diperuntukkan bagi anak-anak yang siap kerja setelah lulus dari sekolahnya.

"SMA dan SMK itu dua jalur yang berbeda, kedua sekolah ini sama-sama memiliki kelebihan tersendiri," ujar dia.

Pada kesempatan berbeda, Direktur Pembinaan SMK, Mustaghfirin Amin mengungkapkan, jumlah peserta didik SMK mengalami peningkatan dibandingkan sebelumnya.

Saat ini terdapat 4.418.436 peserta didik SMK baik swasta maupun negeri. Angka ini mengalami peningkatan dari tahun ajaran sebelumnya yang hanya mencapai 4.126.663 siswa.

"Ini meningkat bisa jadi karena mendengar cerita teman atau saudara lainnya yang sukses setelah lulus SMK," kata Mustaghfirin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement