Senin 04 Jan 2016 12:51 WIB

Bank Sampah di Bekasi Bakal Diperbanyak

Rep: C37/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pemulung cilik berjalan saat mencari sisa sampah di kawasan Jakarta Timur. Bank Dunia melaporkan sekitar 870 juta orang hidup sangat miskin di seluruh dunia.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pemulung cilik berjalan saat mencari sisa sampah di kawasan Jakarta Timur. Bank Dunia melaporkan sekitar 870 juta orang hidup sangat miskin di seluruh dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Dinas Kebersihan Kota Bekasi mengungkapkan, ada lebih dari 120 bank sampah di Kota Bekasi. Jumlah bank sampah tersebut akan terus ditingkatkan mengingat TPS Sumur Batu kini sudah melebihi kapasitas (overload).

"Dari tahun 2014 sudah di SK kan lebih dari 120 bank sampah, akan kita dorong lagi agar lebih banyak," kata Kepala Dinas Kebersihan Kota Bekasi, Abdillah, Senin (4/1).

Abdillah menjelaskan, TPS Sumur Batu yang kini telah overload hanya dapat menampung sampah Kota Bekasi hingga Februari 2016. Sebelumnya, untuk mengantisipasi kelebihan kapasitas tonase sampah itu, pihaknya pun menyatukan zona 5D dan zona 5B di TPS Sumur Batu agar dapat menampung sebanyak 1529 kubik sampah yang masuk setiap harinya.

"Saat ini kita sedang mengusahakan pembebasan lahan 3,6 hektar pada awal tahun ini untuk membangun zona 6 di TPS," kata Abdillah.

Menurut Abdillah, pembebasan lahan itu bukan solusi akhir permasalahan sampah Kota Bekasi. Sebab, lonjakan jumlah penduduk karena banyaknya perumahan baru membuat volume sampah di Bekasi sulit untuk berkurang.

"Masih rata- rata 1500 kubik saja masih bagus. Tidak seperti Jakarta kan, tiap hari nambah volume yang masuk TPST Bantargebang," katanya.

Solusi yang tepat, kata Abdillah, adalah Bank Sampah yang dikelola di sumber sampah itu sendiri, seperti di RT, RW atau komunitas masyarakat lainnya.

"Di sumber udah optimal bisa memilah, memanfaatkan buat kompos, kalau itu udah kita gerakkan di sumbernya udah bisa teratasi masalah sampah di Bekasi," ujarnya.

Apalagi saat ini minat masyarakat dalam mengelola sendiri sampahnya sudah termasuk meningkat. Dengan lebih dari 120 bank sampah dan lebih dari 500 kelompok pemulung. "Sampah sudah jadi bisnis," imbuhnya.

Pihaknya pun mendukung adanya program-program masyarakat yang berkaitan dengan Bank Sampah. Seperti Bank Sampah Gamprit online yang pada Jumat (1/1) lalu diluncurkan oleh Koperasi Syariah Ukhuwah dan Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) di Jalan Gamprit Kelurahan Jatiwaringin, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi.

"Itu jadi salah satu upaya kita. Masyarakat kan sudah menangkap peluang bisnisnya dengan IT, artinya mereka sudah mau membangkitkan itu. Siapapun yang mau, kita buka jalur kerjasama (membuat online) itu, yang penting dalam rangka membantu kita agar mengurangi jumlah sampah," katanya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement