Selasa 05 Jan 2016 06:15 WIB

Indonesia Sebagai Pusat Peradaban Dunia, Mungkinkah Terwujud pada 2016?

Red: M Akbar
Manuskrip Timbuktu, warisan peradaban Islam yang terancam punah (ilustrasi).
Foto:

Hingga pada abad milenium ini, estafet pusat peradaban akan terus berkembang dengan ciri khas serta identitasnya masing-masing. Sederhananya, pandangan yang berkembang saat ini pada dasarnya ialah proses dari pergumulan interaksi peradaban besar sebelumnya.

Apabila Indonesia memaksimalkan persentuhan peradaban dengan negara-negara lain, bukan tak mungkin estafet pusat peradaban dunia akan jatuh menjadi milik Indonesia.

 

Namun pada saat yang sama, persentuhan peradaban di satu sisi juga merupakan ancaman yang bukan hanya berpotensi menimbulkan konflik kecil. Persentuhan peradaban bahkan dapat meluluh lantahkan suatu negeri secara seketika.

Pada dasarnya, setiap masyarakat pasti memiliki suatu tradisi mapan yang terus dipertahankan. Ketika dihadapkan dengan pola serta budaya yang berbeda, tak jarang perbedaan hingga konflik berkepanjangan terjadi pada masyarakat tersebut.

Tak hanya itu, apabila Indonesia tak memiliki sumber daya manusia yang memadai, bisa jadi negeri ini hanyalah merupakan objek penggalian yang untungnya hanya dirasakan oleh pihak lain.

Jika puncak persentuhan antar negara itu benar-benar berlaku di tahun 2016 ini maka mau tidak mau, ilmu pengetahuan diharuskan untuk menjadi prioritas utama pemerintah. Sejarah juga mencatat bahwa setiap pusat peradaban dunia, juga merupakan pusat intelektual bagi negara-negara lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement