Sabtu 02 Jan 2016 19:25 WIB

Jalur Pendakian Gunung Semeru Ditutup 5 Januari

Gunung Semeru
Foto: www.berkahlangkah.com
Gunung Semeru

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menutup jalur pendakian Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut pada 5 Januari 2016. Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Ayu Dewi Utari, mengatakan penutupan tersebut dilakukan setiap tahun untuk pemulihan ekosistem di kawasan gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.

"Rencananya pendakian Semeru ditutup pada 5 Januari 2016 karena saat ini masih banyak pendaki yang berada di jalur pendakian usai merayakan libur Tahun Baru 2016," tuturnya saat dihubungi dari Lumajang, Jawa Timur.

Ia mengatakan TNBTS menerbitkan izin pendakian kepada wisatawan domestik dan mancanegara terakhir pada 4 Januari 2016, sehingga diharapkan seluruh pendaki bisa segera turun pada 5 Januari 2016 dan jalur pendakian Semeru steril dari para pendaki.

"Senin (4/1) pekan depan merupakan hari terakhir para pendaki yang naik ke gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl dan mereka harus segera turun karena jalur pendakian akan ditutup," tuturnya.

Penutupan jalur pendakian gunung api juga mengacu pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang menyebutkan penutupan jalur pendakian dapat dilakukan karena kondisi membahayakan dan alasan kepentingan pemulihan ekosistem.

Kebakaran sempat melanda lereng Gunung Semeru hingga menghanguskan ratusan hektare kawasan TNBTS di lereng gunung tertunggi di Pulau Jawa itu, sehingga perlu dilakukan pemulihan ekosistem untuk memperbaiki kawasan setempat.

"Selain pemulihan ekosistem, pada bulan Januari diprediksi curah hujan cukup tinggi, sehingga dikhawatirkan terjadi cuaca buruk di jalur pendakian, sehingga gunung tertinggi di Pulau Jawa ditutup sementara," katanya.

Setelah resmi ditutup, lanjut dia, petugas TNBTS bersama sukarelawan dan pencinta alam akan membersihkan sampah di sepanjang jalur pendakian Semeru.

"Meningkatnya jumlah pendaki selama liburan sekolah yang bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru 2016 biasanya menyisakan sampah yang cukup banyak di sepanjang kawasan, sehingga harus dibersihkan," paparnya.

Ayu mengatakan petugas TNBTS sudah mengimbau pendaki untuk membawa kembali sampah-sampah itu turun, namun terkadang masih ada pendaki yang tidak mematuhi imbauan itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement