Jumat 01 Jan 2016 13:02 WIB

Jokowi: Kebangetan Menterinya Jika Target 20 Juta Wisman tak Tercapai

 Presiden Jokowi menyambut fajar perdana 2016 di dermaga Waiwo, Raja Ampat, Papua Barat, Jumat (1/1).  (Tim Komunikasi Presiden/Agus Suparto)
Foto: Tim Komunikasi Presiden/Agus Suparto
Presiden Jokowi menyambut fajar perdana 2016 di dermaga Waiwo, Raja Ampat, Papua Barat, Jumat (1/1). (Tim Komunikasi Presiden/Agus Suparto)

REPUBLIKA.CO.ID, RAJA AMPAT -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 20 juta dalam setahun pada 3-4 tahun mendatang akan tercapai.

"Kita punya 10 destinasi wisata unggulan, masa kita gak dapat 20 juta, kebangetan menterinya menurut saya kalau tidak bisa mencapai," kata Presiden Jokowi di Waisai Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Jumat(1/1).

Menurut Jokowi, negara tetangga yang destinasi wisatanya tidak sebanyak Indonesia saja bisa mendatangkan wisman 24 juta hingga 27 juta orang. "Gampang itu, Raja Ampat dan Labuhan Bajo dengan komodonya sudah terkenal, alamnya khas, hutannya gak banyak, tapi vegetasinya unik, dunia mana ada yang punya komodo. Di sekitarnya juga bisa untuk diving, snorkling," katanya.

Menurut dia, untuk mencapai target tinggal perlu sentuhan kecil. Tapi memang perlu keputusan segera untuk dikerjakan," katanya.

Menurut Jokowi, ada tiga hal besar yang harus dilakukan untuk mengembangkan destinasi seperti Raja Ampat dan Labuhan Bajo. "Di sini yang harus disiapkan itu airport (runway dan terminal), dermaga dan kapal," katanya.

Jokowi menyebutkan, kapal diperlukan untuk akses antarpulau karena kalau tidak biayanya akan mahal sekali. Menurut Preisden, destinasi seperti Raja Ampat dan Pulau Komodo memang untuk high end (kelas menengah atas).

"Tapi memang perlu seperti kuota biar hutan dan lautnya tidak rusak, juga karena semua ingin melihat destinasi wisata ini," kata Presiden.

Diakui Jokowi, untuk mengelilingi Raja Ampat diperlukan dana yang lumayan besar yaitu sekitar Rp 30 juta. Presiden juga menyebutkan perlunya terus dilakukan promosi untuk membangun country brand dan decision brand.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement