Jumat 01 Jan 2016 06:25 WIB

LIMA: Langkah PKS Jadi Oposisi Loyal Pemerintah Tepat

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bayu Hermawan
PKS
PKS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti menilai langkah PKS untuk tetap berada diluar pemerintahan sudah sangat tepat.

Hanya saja, polanya harus diubah dengan cara menjadi oposisi loyal. Sehingga menurutnya, itu akan membantu memperbaiki citra partai di masyarakat.

"Dengan begitu akan mengubah citra mereka di masyarakat menjadi lebih baik. PKS harus tetap di luar (pemerintah). Kalau mereka masuk ke dalam (pemerintah) siapa yang mau koreksi pemerintah?," katanya kepada Republika.co.id, Kamis (31/12).

Lebih jauh Ray menjelaskan, yang dimaksud oposisi loyal adalah, PKS mendukung sepenuhnya langkah pemerintah selama itu benar, dan mengkritisi pemerintah saat melakukan kesalahan.

Berbeda dengan sebelumnya, di mana PKS selalu bersikap konfrontatif dalam segala hal yang dilakukan oleh pemerintah.

"Sebelumnya kan seolah-olah apapun yang dilakukan oleh jokowi salah di mata mereka (PKS). Nah ternyata itu kontraproduktif pada image partai. Artinya kan citra partai bukannya makin naik tapi malah makin turun," jelasnya.

Seperti diketahui, Pada Senin (21/12), Presiden PKS Sohibul Iman datang ke Istana Merdeka menemui Presiden Jokowi bersama beberapa pengurus DPP PKS, antara lain Bendahara Umum DPP PKS Mahfudz Abdurahman, Ketua DPP PKS Al Muzzammil Yusuf, dan Wakil Sekjen DPP PKS Mardani Ali Sera.

Namun, pertemuan tersebut menurut PKS merupakan silaturahim biasa saja. Setelah pertemuan tersebut, PKS juga menegaskan posisinya sebagai oposisi loyal atau tetap berada di luar pemerintahan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement