REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada liburan Natal, 24 Desember lalu telah terjadi kemacetan horor di sejumlah titik. Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri Komisaris Jendral Putut Eko Bayuseno menyatakan, perlu evaluasi agar tidak terjadi kemacetan yang parah lagi.
Menurut Putut, kondisi perayaan Natal kemarin aman terkendali, tidak ada peristiwa-peristiwa yang menonjol. Namun, kata dia, yang perlu menjadi perhatian adalah masalah arus lalu lintas. "Mari kita sama-sama evaluasi, pembayaran di tol itu lambat. Kenapa itu lambat?," kata Putut di Lapangan Bhayangkara, Maber Polri, Jakarta Selatan, Senin (28/12)
Penyebab lambatnya pembayaran tiket, menurut Putut, karena pengelola jalan tol menggunakan pembayaran manual. Selain itu, kata Putut, masyarakat juga masih banyak yang tidak tahu informasi biaya yang harus dibayar, walaupun harganya sudah dicantumkan di depan gerbang tol.
"Saya menghimbau kepada masyarakat untuk mengetahui kalau masuk ke Tol Jakarta sampai ke Cikampek, sampai ke Cikopo harus bayar berapa, sehingga bisa menyiapkan uang pas," ujarnya.
Selain itu, Putut juga menghimbau kepada pengelola jalan tol agar di gerbang tol disediakan dua orang untuk melayani, satu yang menerima uang dan satu lagi ada yang menyiapkan kembaliannya. "Ini jika mau manual, dan ini sudah diterapkan pada saat mudik lebaran tahun ini, idul fitri," ujarnya
Di tempat yang sama, Kepala Koordinator Lalu Lintas Polri, Condro Kirono juga menghimbau kepada pengelola jalan tol untuk memasang orang di setiap jalur pintu gerbang sepanjang 100 meter, sehingga proses pembayaran bisa lebih cepat.
"Jadi palangnya juga angkat terus, kasih orang hingga 100 meter. Jadi, satu lajur itu dipasang banyak orang. Di Jawa barat seperti itu, bahkan Polwan yang dipasang di situ," jelasnya.