REPUBLIKA.CO.ID, SAWAHLUNTO -- Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Sawahlunto, dr. Al Ansari membantah status kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah (DBD) di daerahnya.
"Kita belum tetapkan status KLB," kata dia, Selasa (29/12).
Ia mengatakan, selama Januari hingga Desember 2015, tercatat sebanyak 147 jiwa terjangkit DBD, tiga di antaranya meninggal dunia. Masing-masing, yaitu, satu warga Kecamatan Lembah Segar yang meninggal pada Januari 2015. Sementara dua lainnya, warga Kecamatan Barangin yang meninggal pada semester kedua 2015.
Mengingat sudah memasuki musim penghujan, Al Ansari menuturkan, saat ini dinas kesehatan bersama pihak terkait, menggiatkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), promosi dan preventif. Selain itu, ia melanjutkan, pemerintah daerah juga menggandeng masyarakat agar aktif menjaga lingkungan.
"Jumantik (juru pemantau jentik) sudah dilibatkan untuk cek di lingkungan masyarakat. Kita terus lakukan koordinasi dengan masyarakat," jelasnya.
Kendati demikian, Al Ansari mengaku masih khawatir jika warganya banyak yang terjangkit DBD pada musim penghujan ini. Mengingat, dua daerah yang bersebelahan dengan Kota Sawahlunto, yaitu, Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten Dharmasraya, sudah menetapkan KLB DBD. Sebab, ia mengatakan, selama Desember saja, sudah 10 orang dirawat di RSUP karena positif terjangkit DBD.
Namun, ia menuturkan, pemda setempat belum menetapkan status KLB DBD. Sebab, menurutnya, belum ada peningkatan kasus DBD yang signifikan dalam waktu yang relatif singkat. "Kita sedang giat-giatnya untuk melakukan penyuluhan, gotong-royong. Kalau ditemukan jentik yang postif, langsung lakukan fogging, sehingga tak ada lagi orang yang terjangkit," tuturnya menjelaskan.