Selasa 29 Dec 2015 16:49 WIB

Tiga Wilayah di Sumbar Ditetapkan KLB Demam Berdarah

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nur Aini
Pasien demam berdarah, ilustrasi
Foto: Republika
Pasien demam berdarah, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Sebanyak tiga daerah di Sumatra Barat menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) demam berdarah (DBD). Ketiga daerah tersebut yaitu Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Sijunjung, dan Kota Sawahlunto. Penetapan tersebut disebabkan karena meningkatnya jumlah masyarakat yang terserang DBD.

"KLB ada tiga daerah yang ditetapkan dalam seminggu ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Barat, Rosnini di Kota Padang, Sumatra Barat, Selasa (29/12).

Selain meningkatnya penderita DBD di tiga daerah tersebut, ia mengatakan, sebanyak lima warga meninggal diduga karena DBD.

Sementara itu, Pejabat (Pj) Bupati Kabupaten Dharmasraya, Syafrizal Ucok mengatakan, pemerintah daerah memutuskan menetapkan status KLB DBD karena sudah ada satu warganya yang meninggal dunia. Sebanyak 10 dari 20 orang yang dirawat di RSUP Sungai Dareh, dinyatakan positif menderita DBD.

Saat ini, Syafrizal menuturkan, pemerintah setempat bersama pihak terkait tengah melakukan upaya-upaya untuk meminimalisasi meluasnya kasus DBD. "Sekarang  pemda sedang lakukan foging, aparatur nagari gotong-royong membersihkan yang kotor-kotor," ujarnya.

Status KLB di Kabupaten Dharmasraya ditetapkan sejak 28 Desember 2015 hingga batas waktu yang tidak ditentukan. "Kita terus evaluasi, kalau tidak ada masyarakat yang dirawat (status KLB bisa dicabut)," ungkapnya.

Sementara itu, Pj Bupati Kabupaten Sijunjung, Mudrika mengatakan, sudah belasan orang yang terjangkit DBD, satu di antaranya meninggal dunia. Status KLB ditetapkan semenjak 25 Desember 2015.

Ia berharap, dengan penetapan status KLB DBD, pemerintah setempat bersama pihak terkait, serius menanganinya. Sehingga, tidak ada lagi penambahan korban jiwa akibat DBD.

"Iya, saya tetapkan KLB biar serius penanganannya, agar tidak bertambah (penderitanya). Kita khawatir daerah tetangga sudah banyak yang terjangkit," ujar Mudrika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement