Ahad 27 Dec 2015 21:29 WIB

Gilimanuk-Denpasar Merayap

Rep: ahmad baraas/ Red: Muhammad Subarkah
Gilimanuk Port in Bali (illustration)
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Gilimanuk Port in Bali (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Arus lalu lintas sepanjang jalan Gilimanuk-Denpasar, pada Ahad (27/12) berjalan merayap. Kepadatan kendaraan baik dari arah timur (Denpasar) maupun arah barat (gilimanuk) sudah terlihat sejak pagi hari dan semakin sore hari semakin padat.

Salah seorang pengguna jalan, Nanang mengatakan, peningkatan jumlah kendaraan di jalan utama Bali-Jawa itu, dikarenakan masyarakat secara bersamaan masuk ke Bali dan bersamaan pula meningalkan Bali. Nanang yang baru pulang dari Jawa memanfaatkan waktu libur panjang menaku harus sudah tiba di Bali pada Ahad, karena pada Senin, anaknya harus masuk sekolah.

"Mungkin wisatawan dari Jawa yang berlibur ke Bali juga sudah habis waktu liburannya, sehingga haru segera pulang ke kampung halaman," kata Nanang.

Menurut dia, padatnya kendaraan yang berjalan di sepanjang ruas jalan Gilimanuk-Denpasar, membuat kendaraan tidak bisa berjalan kencang. Palng-paling sebutnya, kecepatan maksimal 40 kilometer per jam. Gilimanuk  Debpasar yang berjarak 128 kilometer yang biasa ditempuh selama empat jam, kemarin ditempuhnya selama enma jam lebih.

"Karena dari arah berlawanan juga banyakkendaraan, kami sulit mendahului kendaraan di depan yang kebanyakan truk pengangkut barang. Jadi kecepatan kendaraan kami ya segitu-segitu saja," katanya.

Manager Usaha PT ASDP Cabang Pelabuhan Ketapang, Wahyudi Susyanto mengatakan, kendaraan yang meneyeberang dari Ketapang ke Gilimanuk biasa-biasa saja, tidak ada penumpukan. Kendati ada peningkatan akunya, semua kendaraan tidak perlu mengatre lama. "Aara setengah sampai satu jam, kendaraan sudah terangkut," katanya.

Menghadapi lonjakan penumpang, PT ASDP telah mengiperasikan empat dermaga ponto di Ketapang dan di Gilimanuk. Pengoperasian ini mengakibatkan kapal penyberangan lebih cepat melakukan bongkar muat dan tidak terlalu lama menunggu di laut untuk bisa bersandar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement