Ahad 27 Dec 2015 19:19 WIB

Tol Cipali dan BIJB Beroperasi, 200 Hotel Baru Padati Cirebon

Rep: Lilis Handayani/ Red: Winda Destiana Putri
Cirebon
Foto: Raisan Al Farisi/Republika
Cirebon

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Keberadaan jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati dipastikan akan mendongkrak perekonomian di Wilayah Ciayumajakuning. Bahkan, 200 hotel baru akan dibangun mulai tahun depan di wilayah tersebut.

Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher), saat menghadiri Dies Natalis Unswagati ke-53 dan Sosialisasi PON Ke-19 di Cirebon, Ahad (27/12).

''Dengan adanya Tol Cipali dan nanti BIJB Kertajati, wilayah Cirebon ini semakin seksi di mata investor,'' tutur Aher.

Aher menyatakan, keberadaan Tol Cipali, BIJB Kertajati yang saat ini sedang berlangsung proses pembangunannya maupun Tol Cisumdawu, membuat pertumbuhan ekonomi di Wilayah Ciayumajakuning sangat pesat. Bahkan, Wilayah Ciayumajakuning akan menjadi kawasan metropolitan baru di Indonesia.

Sementara itu, dalam kesempatan terpisah, Ketua PHRI Kota Cirebon, Reza Hakiki mengakui, keberadaan Tol Cipali membuat tingkat hunian hotel di Kota Cirebon mengalami kenaikan, terutama saat akhir pekan.

''Tingkat hunian hotel saat weekend bisa mencapai 80 hingga 90 persen,'' kata Kiki.

Sedangkan tingkat hunian saat longweekend, bisa lebih tinggi lagi. Bahkan, bisa mencapai 100 persen.

 

Di saat weekend dan longweekend, tingkat hunian hotel di Kota Cirebon meningkat seiring banyaknya wisatawan dari Jakarta dan Bandung yang ingin berlibur di Cirebon.

Namun, tambah Kiki, pada hari biasa (weekdays), tingkat hunian hotel di Kota Cirebon justru mengalami penurunan. Yakni hanya dalam kisaran 50 - 60 persen.

 

Penyebabnya, karena jumlah hotel di Kota Cirebon cukup banyak. Dengan luas hanya 37 km2, Kota Cirebon telah memiliki 40 - 50 hotel.

Sementara itu, keberadaan Tol Cipali justru dikeluhkan para pemilik hotel dan restoran di jalur pantura Indramayu. Ketua PHRI Kabupaten Indramayu, Karno Dwiatmaja menjelaskan, bisnis hotel dan restoran di Kabupaten Indramayu justru menjadi sepi setelah hadirnya tol Cipali.

Menurut Karno, kehadiran tol Cipali telah membuat jarak tempuh Cirebon-Jakarta dan sebaliknya menjadi lebih cepat dibandingkan jika melintasi jalur pantura. Akibatnya, para pengguna kendaraan banyak yang beralih ke Tol Cipali dibandingkan pantura.

Dampaknya, hotel dan restoran yang ada di sepanjang jalur pantura Indramayu pun menjadi sepi.

Karno berharap, Pemkab Indramayu mengusulkan penambahan pintu keluar di tol Cipali. Saat ini, akses keluar tol Cipali di Indramayu hanya berada di Cikedung, yang cukup jauh jaraknya dari jalur pantura.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement