REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Electronic Toll (E-Toll) dihadirkan untuk memperlancar arus lalu lintas di jalan tol. Namun, rupanya hingga saat ini, masyarakat belum terlalu tertarik untuk bermigrasi ke fitur itu.
Ketua Pengurus Harian Yayasan Layanan Konsumen Indonesian (YLKI), Tulus Abadi mengatakan, saat ini pengguna E-toll masih sangat minim.
"Tak sampai 20 persen," ujarnya, Ahad (27/12).
Menurut dia, minimnya ketertarikan masyarakat untuk menggunakan fitur E-toll adalah karena pengguna E-toll tidak mendapat insentif. Seharusnya, lanjut Tulus, pengguna E-toll diberikan tarif tol yang lebih murah.
"Perlu diberikan diskon. Tujuanya adalah agar pengguna tol bermigrasi menjadi pengguna E-toll," kata dia. Tanggapan YLKI mengenai E-toll ini berkaitan dengan penumpukan kendaraan di gerbang tol saat libur Maulid dan Natal 2015.
Pasalnya, terjadi kesenjangan antrian yang sangat tinggi antara gerbang tol konvensional dibandingan dengan antrian di Gerbang Tol Otomatis (GTO).