REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mengimbau wisatawan tidak ke kawasan kaldera Gunung Bromo karena berbahaya seiring dengan status gunung yang memiliki ketinggian 2.329 meter dari permukaan laut itu masih siaga.
"Mohon dipatuhi imbauan tidak masuk kawasan kaldera Bromo demi keselamatan dan keamanan pengunjung," kata Kepala Balai Besar TNBTS, Ayu Dewi Utari, dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Probolinggo, Sabtu (26/12).
Pintu masuk kawasan TNBTS dibuka dari arah Cemaralawang-Mentingen dan Wonokitri-Pasuruan-Penanjakan, sehingga wisatawan disarankan tidak melalui Kabupaten Malang karena kawasan kaldera ditutup.
"Kedua titik tersebut dalam radius 3 kilometer, sehingga dipastikan aman dikunjungi oleh wisatawan. Pengunjung tetap dikenai tiket masuk sesuai dengan ketentuan yang ada yakni Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2014," tuturnya.
Untuk mengantisipasi wisatawan yang menerobos ke kaldera, lanjut dia, pihak TNBTS telah memasang portal untuk mencegah wisatawan ke lautan pasir berbisik dan sejumlah petugas melakukan patroli secara rutin.
"Saat ini juga disiapkan posko siaga Bromo di Cemaralawang atau tepatnya di sebelah Kantor Seksi 1 TNBTS dengan melibatkan petugas gabungan dari TNI, Polri, BPBD, PVMBG, dan pemerintah kabupaten setempat yang berjumlah totalnya lebih dari 50 orang per hari," paparnya.
Ayu menjelaskan kawasan kaldera memang tidak bisa dikunjungi, namun wisatawan bisa melihat dari kejauhan pemandangan erupsi Gunung Bromo yang luar biasa indahnya. "Jumlah pengunjung ke Bromo menurun yakni sekitar 150 orang per hari, padahal sebelumnya mencapai 5 ribu orang per hari," katanya.
Informasi aktivitas Bromo yang diterima TNBTS menyebutkan status Bromo tetap siaga dan gempa tremor masih fluktuatif, namun cenderung meningkat dan abu vulkanis mengarah ke timur. Aktivitas Bromo pada 26 Desember 2015 pukul 00.00-06.00 tercatat secara visual cuaca cerah dan angin tenang.
Secara seismik tercatat gempa tremor vulkanik terus menerus dengan amplitudo dominan 10 milimeter, sehingga kesimpulan Gunung Bromo masih berstatus Level III atau siaga.