REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Kasus penyakit malaria di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara pada tahun 2015 tercatat menyerang 2.453 orang dengan jumlah desa Endemis 85 dari 48 persen desa yang tersebar pada sembilan kecamatan.
"Hampir setiap tahun jumlah kematian di Kabupaten Halbar karena dipicu oleh penyakit malaria cukup tinggi," kata Kepala Dinkes Halbar Atty Tutupoho di Ternate, Jumat (25/12).
Menurutnya, pelaksanaan distribusi kelambu berinsektisida dilakukan secara masal dan secara rutin melalui kegiatan Integritas dan cara - cara lain yang dapat diterima oleh masyarakat, sebagai bentuk langka antisipasi untuk dapat mencegahnya. Oleh karena itu, pihaknya tetap konsisten dalam melakukan pencegahan dan melakukan sosialisasi secara rutin kepada masyarakat agar lebih menjaga kesataannya, mengingat tingkat penyakit menular ini semakin meningkat,"pungkasnya.
Untuk meminimalisir tingginya penderita malaria, Pemkab saat ini memiliki kelambu yang telah didistribusikan di kabupaten Halmahera Barat dalam kurun waktu 2007-2014 mencapai jumlah 25,554 yang melindungi 22,6 persen penduduk Halmahera Barat.
"Upaya ini dilakukan guna mencapai perlindungan terhadap seluruh ?penduduk berisiko masih dibutuhkan sekitar 40 juta kelambu lagi, karena banyak kelambu yang dibutuhkan maka sangat diperlukan dukungan dari pemerintah, pemerintah daerah, serta lembaga swadaya masyarakat (LSM), swasta dan lembaga donor," katanya.
Pembagian kelambu harus disertai dengan sosialisasi, advokasi, promosi agar mendapat dukungan semua sektor termasuk masyarakat dalam meningkatkan cakupan pemakaian kelambu. Dia mengatakan, sasarannya pemberian kelambu berinsektisida adalah bayi, ibu hamil, balita, seluruh penduduk di daerah endemis, penduduk yang berdomisili di tempat khusus seperti di nasrama TNI-Polri.