Kamis 24 Dec 2015 17:41 WIB

Berdoa kepada Allah, Rumah Ini Tetap Berdiri di Tengah Kebakaran

Rep: c30/ Red: Teguh Firmansyah
Kebakaran terjadi di pemukiman padat penduduk di Kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (24/12).  (foto : MgROL_54)
Kebakaran terjadi di pemukiman padat penduduk di Kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (24/12). (foto : MgROL_54)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebakaran sekitar pukul 11.05 WIB di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, melahap sekitar 70 rumah warga dan 150 KK. Banyak warga yang sudah pasrah karena tak sempat menyelamatkan barang apa pun.

Saat seorang warga berteriak ada kebakaran di rumah belakang di pinggiran kali, api langsung membesar karena hembusan angin. Saat itu juga warga saling bersahutan memberikan kabar.

Besarnya api yang membakar rumah warga Bukit Duri hingga menghanguskan beberapa pohon. Ajaib, dari 70 rumah yang terbakar hingga pohon di seberang jalan, sebuah rumah ini masih berdiri kokoh.

Rumah ini merupakan sebuah ruko jasa pembutan pintu dan jendela dengan nama "Utama Kayu". Ruko bertingkat ini menjadi satu-satunya rumah tersisa di antara bangunan lain di samping kanan dan kiri yang hangus terbakar.

Suntari bercerita kepada Republika.id jika saat itu dirinya tengah membantu menantunya yang kerja sendirian. Tiba-tiba, terdengar teriakan warga "kebakaran kebakaran" Suntari langsung meminta menantunya untuk membawa tujuh daun pintu ke seberang jalan supaya tidak ikut terbakar.

"Namanya pesenan dan sudah jadi, jadi saya minta diamankan lebih dulu," ujarnya bercerita masih dengan tubuh dan suara gemetar.

Wanita 65 tahun ini mengaku sangat panik dan langsung berlari mencari tempat paling aman bersama menantu dan warga yang lain. Saat berlari, Suntari mengaku sudah pasrah dengan ruko usaha anaknya tersebut.

Namun, sepanjang dirinya berlari tergopoh-gopoh, Suntari mengaku tak henti-henti dalam hatinya meminta pertolongan Allah. "Saya cuma ingat Allah, sudah engga ingat apa-apa lagi. Saya minta Allah saja yang lindungi," ujar nenek yang ternyata sudah pernah menapakkan kakinya di Tanah Suci.

Suntari mengaku jika ruko tersebut adalah usaha anak pertamanya Hilman (39) dan dia tidak ingin usaha yang dibangun anaknya dari nol hangus hanya dalam hitungan menit. Hilman sendiri saat itu sedang di Terminal Pulo Gadung hendak pulang ke Cirebon menengok anak dan istrinya.

Baca juga, Ditinggal Mudik, Rumah di Bukit Duri Kebakaran.

Suntari mengaku bersyukur doanya didengarkan Allah dan tempat usaha anaknya tersebut masih berdiri hingga saat ini. Malah, Suntari merasa aneh, tujuh pintu yang di keluarkan justru hangus terbakar, sedangkan yang di dalam rumah masih utuh seutuh-utuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement