REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Bandara Internasional Hang Nadim penuh sesak masyarakat yang hendak meninggalkan Batam juga yang baru tiba di kota industri tersebut sehari menjelang Hari Raya Natal 2015. "Hari ini padat. Perkiraan yang meninggalkan Batam untuk mudik Natal lebih dari 11 ribu orang. Sedangkan yang datang untuk berlibur di Batam juga sekitar 11 ribu orang," kata Kepala Bagian Umum Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Suwarso di Batam, Kamis (24/12).
Ia mengatakan, dalam beberapa hari ini antara penumpang yang meninggalkan Batam dan tiba di Batam hampir sama jumlahnya. Dia mengatakan lonjakan penumpang sangat terasa. Sepanjang pagi sampai pukul 13.30 WIB, suasana bandara sangat padat khususnya dilokasi check-in keberangkatan dan ruang pengambilan barang di kedatangan.
Meskipun terjadi lonjakan tinggi, namun tidak ada penambahan penerbangan oleh maskapai-maskapai yang beroperasi di Bandara Internasional Hang Nadim Batam.
"Tidak ada tambahan penerbangan. Semua jadwal reguler masih bisa menampung penumpang," kata Suwarso.
Pada siang ini, kondisi di depan pintu keberangkatan Bandara Internasional Hang Nadim Batam masih penuh sesak dengan masyarakat yang antre untuk check-in. Demikian juga pada pintu kedatangan yang juga penuh dengan penumpang yang baru tiba di Batam.
Berdasarkan papan informasi penerbangan, hingga siang ini hampir semua penerbangan sesuai dengan jadwal.
Sementara itu lalu lintas di depan terminal Bandara Internasional Hang Nadim Batam nampak padat oleh kendaraan pribadi dan taksi. Arus lalu lintas sempat tersendat akibat banyaknya kendaraan yang menurunkan dan menaikkan penumpang pada lokasi tidak semestinya.
Sementara itu, Manager Lion Air wilayah Batam Zaine Bire mengatakan hampir tidak ada kursi kosong pada setiap jadwal penerbangan. Di Bandaar ini sejumlah maskapai berperasi dan melayani penumpang dari dan ke berbagai daerah. Maskapai yang beroperasi itu antara lain Lion Air, Wings Air, Batik Air, Malindo Air, Garuda Indonesia, Citilink, Sriwijaya Air, Nam Air, dan TransNusa.
Ikuti Whatsapp Channel Republika