REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Jelang libur akhir tahun, Terminal Induk Kota Bekasi, Bekasi Timur mengalami penumpukan penumpang akibat kemacetan yang menghalau bus tiba di terminal. Sekitar 103 bus bantuan dipersiapkan untuk mengatasi penumpukan penumpang yang bertujuan ke Jawa Barat dan Jawa Tengah tersebut.
Pengendali Operasional Terminal Induk Kota Bekasi Umar Setiono mengatakan, bus yang ditunggu penumpang tak kunjung tiba akibat kemacetan yang terjadi di KM 38 arah dari Bandung. Kemacetan tersebut terjadi akibat adanya kecelakaan di ruas tol menuju ke Jakarta.
"Kami siapkan 103 bis bantuan untuk mengantisipasi membludaknya penumpang yang telantar," kata Umar di Kantor UPTD Terminal Induk Kota Bekasi, Kamis (24/12).
Umar menjelaskan, di Terminal Induk Kota Bekasi total ada 250 bus reguler yang terdiri dari 6 PO bus. Di antaranya, PO Budiman, Primajasa, Aman Sejahtera, Putra Utama, dan Pribumi Raya. Sementara bus bantuan berasal dari PO Mayasari Bakti.
Sejumlah bus bantuan tersebut diberikan surat izin insidentil pengganti trayek untuk mengangkut penumpang yang masih menunggu bus. Kendati begitu, banyaknya penumpang 'fanatik' yang hanya menginginkan bus yang sudah biasa mereka gunakan, membuat penumpukan masih sering terjadi.
"Banyak yang maunya bis Primajasa atau Budiman aja. Mungkin lebih percaya dan pastinya merasa lebih nyaman naik itu sehingga nunggu bis tersebut. Padahal tarif bis bantuan tidak jauh berbeda, malah lebih murah," jelas Umar.
Umar mencontohkan, tarif bus AC Primajasa menuju Tasikmalaya Rp 55 ribu. Sedangkan bus bantuan Mayasari Bakti hanya dikenakan sekitar Rp 50 ribu. Namun, ratusan penumpang tetap berebutan untuk naik bus Primajasa saat bus tersebut baru tiba di terminal.
"Padahal kalau di bis bantuan tidak terlalu desak-desakan. Kan semua bis kita batasi maksimal penumpang 10 persen kapasitas tempat duduk, kalau kapasitas 50 jadi 55 orang," katanya.