REPUBLIKA.CO.ID,MEDAN -- Kerja sama bilateral dan program pertukaran intelijen Indonesia dengan Australia diharapkan dapat memberantas terorisme di kedua negara itu.
"Aksi terorisme yang dapat mengganggu keamanan negara tersebut harus dicegah dan tidak boleh dibiarkan berkembang," kata Dosen Hukum Internasional Universitas Sumatra Utara (USU) Prof Dr Suhaidi di Medan, Kamis (24/12).
Aksi terorisme yang banyak terjadi saat ini, menurut dia, bukan hanya tantangan bagi Indonesia dan Australia, tetapi juga musuh bagi negara-negara lainnya di dunia.
"Kegiatan terorisme tersebut, tak boleh dibiarkan hidup dan sekecil apapun aksi mereka yang meresahkan masyarakat itu harus dihapuskan," ujar Suhaidi.
Dia menjelaskan, kerja sama kedua negara itu, juga harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh Indonesia.
Namun, katanya, perlu ekstra hati-hati karena perbedaan pola pikir kedua negara dalam memandang mengenai teroris itu.
"Hal ini perlu menjadi perhatian bagi Indonesia dalam kerja sama pertukaran intelijen dengan Australia. Apalagi, dalam hal ini mencegah aksi teroris yang sangat membahayakan itu," kata mantan Pembantu I Dekan Fakultas Hukum USU.