REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Seksi Perlindungan Konsumen Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bandung Yusuf Ramdhani mengatakan pihaknya terus berupaya mengendalikan harga bahan pokok di pasar-pasar tradisional. Mengingat kenaikan sudah terjadi dengan kisaran 10 hingga 20 persen.
Untuk mengendalikan agar harga tidak melambung tinggi, ujarnya, Disperindag rutin memantau ke pasar-pasar tradisional di Bandung. Jika lonjakan harga sudah melebihi batas yakni 25 persen, baru ada operasi yang berkoordinasidengan Bulog Subdivre Bandung.
"Operasi pasar ini dilakukan kalau lonjakan harga sudah cukup tinggi di atas 25 persen, serta ketersediaan terganggu," ujarnya.
Yusuf mengatakan, kenaikan ini dikarenakan perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru jatuh bersamaan dengan liburan sekolah. Kecuali harga daging ayam yang naik karena harga dari peternak sudah dinaikkan.
"Menjelang hari natal dan tahun baru, bersamaan dengan liburan anak sekolah, menjadi alasan pedagang menaikkan harga. Khusus untuk ayam negeri, dipicu oleh kenaikan harga di tingkat peternak, yang disebabkan oleh kenaikan harga DOC," ungkapnya kepada Republika.co.id, Selasa (21/12).
Ia menambahkan, kenaikan tidak hanya terjadi di Pasar Kiaracondong tapi juga di Pasar tradisional lainnya seperti Sadang Serang dan Cihaurgeulis. Harga tersebut diperkirakan kembali normal pada awal Januari 2016 usai masa liburan.