REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) baru saja memiliki pimpinan baru. Terkait itu, Ketua Umum PPP versi Muktamar Surabaya Romahurmuziy berharap Agus Rahardjo dan jajarannya mewujudkan komitmen perjuangan memberantas pemburu rente yang masih bercokol di legislatif, yudikatif, maupun eksekutif.
"Kami menyebutnya 'berjuang' karena yang dihadapi adalah kekuatan status quo pemburu rente yang sudah bercokol lama dalam tali-temali jejaring korupsi yang selama ini mereka nikmati," kata Romahurmuziy dalam keterangannya, Senin (21/12).
Romi, demikian panggilan akrabnya, menilai tantangan dari para pemburu rente terhadap KPK ke depannya tidak ringan dan bahkan berisiko serangan balik. Kendati demikian, Romi percaya pimpinan KPK periode 2015-2019 itu bisa bekerja maksimal dalam memberantas korupsi.
"Dalam pengucapan sumpahnya, bahkan tanpa dipandu oleh Presiden, sejalan dengan independensi KPK," kata dia. (Pesan Johan Budi untuk Pimpinan Baru KPK).
Romi berharap, KPK di bawah kepemimpinan Agus Rahardjo mempunyai beberapa prioritas. Misalnya memastikan kekuatan pembuktian dalam perkara yang sedang disidik dan berjalan penyidangannya. Sehingga, KPK tak akan kalah bilamana tersangka mengajukan praperadilan.
Prioritas lainnya, yakni agar KPK menuntaskan perkara dengan potensi kerugian negara dalam jumlah besar. Kemudian, memastikan sinergi dengan Kepolisian dan Kejaksaan Agung.
"Mensupervisi dengan penyempurnaan sistem yang mencegah terjadi korupsi di area yang melibatkan pengelolaan keuangan negara dalam jumlah signifikan, terutama perpajakan, bea-cukai, konsesi migas, pertambangan dan kehutanan serta BUMN dan pengelolaan aset negara lainnya."