Sabtu 19 Dec 2015 20:34 WIB

ASDP Prioritaskan Feri Berlambung Besar untuk Hadapi Cuaca Ekstrim

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas memonitor cuaca dan gelombang di selat Sunda.
Foto: Republika/Prayogi
Petugas memonitor cuaca dan gelombang di selat Sunda.

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDAR LAMPUNG -- Pihak Angkutan Sungai dan Penyeberangan (ASDP) terus mewaspadai kondisi cuaca ekstrim di perairan Selat Sunda, Sabtu (19/12). ASDP pun memprioritaskan Kapal feri berlambung besar untuk melayani rute penyeberangan Pelabuhan Bakauheni (Lampung) - Merak (Banten). Kapal feri berlambung besar diyakini mampu mengatasi hantaman gelombang laut tinggi.

Manajer Operasional PT ASDP Indonesia Ferry Bakauheni Lampung, Heru Purwanto, mengatakan perairan Selat Sunda sering mengalami perubahan cuaca.  "Kami terus mewaspadai cuaca ekstrem belakangan ini," katanya.

Cuaca ekstrem mulai melanda perairan Selat Sunda. Kencangnya angin berhembus membuat gelombang laut tinggi, sehingga dapat mengancam kapal feri yang melintas di alur tersebut.

Menurut Heru, pihaknya mengoperasionalkan kapal feri dengan lambung besar, agar dapat menahan tingginya gelombang dan arus bawah laut. Ia mengatakan belakangan ini arus bawah laut sangat kuat.

Sehingga, bila kapal feri yang berlambung kecil, akan terseret arus. Selain itu, angin kencang terus melanda perairan Selat Sunda, terutama pada malam hari. Kecepatan angin kencang berkisar 25 sampai 30 knot.

Kondisi cuaca ektrem seperti sekarang, berdampak pada terganggunya waktu penyeberangan. Pada cuaca normal, pelayaran Bakauheni - Merak dapat ditempuh tiga jam, bila angin kencang dan arus laut kuat, maka waktu tempuh bisa molor menjadi empat atau lima jam. Termasuk sulitnya waktu kapal sandar di dermaga.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement