REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Menjelang libur panjang natal dan tahun baru, Pemkab Sleman menjamin ketersediaan komoditas pangan. Penjabat Sekretaris Daerah Sleman, Iswoyo Hadiwarno menyampaikan, Pemkab setempat sudah berkoordinasi untuk menjaga ketersediaan komoditas utama bagi masyarakat.
Menurutnya ketersediaan beras hasil produksi sampai dengan bulan November tahun ini sebanyak 199.124 ton. Sementara kebutuhan beras sebanyak 75.309 ton, sehingga surplus 123.815 ton. "Daging ayam hasil produksi mencapai 17.365 ton dan kebutuhan sebanyak 3.492. Jadi surplusnya 13.873 ton," kata Iswoyo, Jumat (18/12).
Adapun daging Sapi hasil produksi di Sleman mencapai 1.829 ton, dengan kebutuhan masyarakat sebanyak 1.536 ton, sehingga surplusnya 293 ton. Ketersediaan telur ayam sendiri mencapai 15.192 ton, dan kebutuhan sebanyak 7.566 ton atau surplus 7.626 ton.
Sementara untuk kebutuhan kedelai Sleman tidak dapat mencukupi kebutuhan dari produksi lokal. Karena Sleman bukan daerah produsen kedelai. "Namun hingga saat ini pasokan dari luar daerah masih mencukupi kebutuhan Sleman," papar Iswoyo.
Ia pun mengemukakan, guna mendukung ketersediaan beras bagi rumah tangga miskin, sampai dengan tanggal 15 Desember 2015 Pemkab Sleman telah melakukan distribusi Raskin sebanyak 14 kali. Beras yang didistribusikan sebanyak 13.677.930 Kg bagi 60.485 Rumah Tangga Sasaran (RTS) di 86 desa. Sementara alokasinya sebanyak 15 Kg per RTS.
Hampir semua harga rata-rata komoditas pokok pada Desember 2015 relatif stabil. Namun ada juga komoditas yang mengalami kenaikan. Antara lain Cabe merah keriting naik sebesar Rp 4.250 atau 12,59 persen, dari harga Rp 19.500, menjadi Rp 23.750. Cabe merah biasa naik dari Rp 16.875 menjadi Rp 19.000. Bawang merah import naik dari Rp 17.625 menjadi Rp 20.500. Bawang merah lokal naik dari harga Rp 16.375 naik menjadi Rp 21.500.
Daging sapi naik dari Rp 111.250 menjadi Rp. 112.500. Sedangkan harga beras cenderung turun dari harga Rp 9.000 turun menjadi Rp 8.875, dan telur ayam dari Rp 20.875 menjadi Rp 20.625. "Yang jelas harga tersebut berdasarkan pantauan harga yang dilakukan oleh Dinas Perindakop," ujar Iswoyo.
Selain itu, untuk melindungi konsumen dari peredaran makanan kadaluwarsa dan penggunaan zak kimia berbahaya, Pemkab Sleman akan melakukan monitoring di pasar -pasar tradisional. "Persediaan baik kebutuhan bahan pokok maupun gas elpiji sampai dengan akhir tahun masih mencukupi, diharapkan masyarakat tidak perlu khawatir," tambah pria yang juga masih menjabat sebagai Inspektur Inspektorat Sleman itu.
Sedangkan tingkat inflasi kabupaten sleman pada November ini sebesar 0,14 persen. Adapun penyumbang inflasi terbesar berasal dari bidang bahan makanan sebanyak 0,41 persen, makanaan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,34 persen, transportasi dan komunikasi 0.07 persen, pendidikan dan rekreasi 0,06 persen, serta kesehatan 0,01 persen. Namun begitu angka inflasi ini masih dianggap aman dalam perekonomian daerah.