Jumat 18 Dec 2015 20:53 WIB

Saut Situmorang Ingin KPK Mulai dari Nol Lagi

Rep: C14/ Red: Bayu Hermawan
Calon pimpinan (capim) KPK Saut Situmorang menyampaikan pendapat saat uji kelayakan dan kepatutan capim KPK di Komisi III DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (14/12).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Calon pimpinan (capim) KPK Saut Situmorang menyampaikan pendapat saat uji kelayakan dan kepatutan capim KPK di Komisi III DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (14/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk periode 2015-2019 sudah ditetapkan dalam rapat paripurna DPR, hari ini (18/12).  Sebelumnya, Kamis (17/12), rapat pleno Komisi III sudah memilih lima nama untuk menjadi komisioner KPK.

Salah satu komisioner terpilih, Saut Situmorang menuturkan harapannya, KPK ke depannya akan memulai segalanya dari awal. Dalam arti, kasus-kasus lama yang besar, semisal korupsi BLBI, menurut dia, sebaiknya dianggap sudah selesai.

Meskipun demikian, Saut menegaskan hal itu merupakan pendapat pribadinya, yang bisa saja tak sesuai dengan pandangan komisioner-komisioner KPK lainnya.

"Saya katakan kembali, bahwa kita harus mulai dari nol, dan di beberapa forum kita mengimbau supaya mereka (pelaku korupsi) mengembalikan (kerugian negara). Kalau memang kita hanya bicara itu (skandal BLBI) ke belakang, uangnya enggak balik-balik, keadilannya enggak datang-datang," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (18/12).

Bekas staf ahli kepala Badan Intelijen Negara (BIN) berdalih, KPK hanya akan membuang-buang energi bila terus didesak untuk mengejar para pelaku mega skandal BLBI. Namun, dia berharap uang para pelaku korupsi besar itu dapat ditarik ke dalam negeri.

Bahkan, menurut dia, mega skandal BLBI kerap dijadikan alat tawar (bargaining) di ranah politik untuk menjegal figur-figur tertentu. Karena itu, dia lebih tertarik bila KPK ke depannya lebih fokus pada aspek pencegahan, bukan pemberantasan, korupsi.

"Mungkin akan diadili dengan cara yang lebih wise, lebih bijaksana, daripada uang-uang itu enggak kembali, kita hanya omong-omong, kelihatan gagah. Makanya, saya lebih cenderung di pencegahan (korupsi)," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement