Jumat 18 Dec 2015 14:32 WIB

Cerita Simbiosis Mutualisme Pengemudi Gojek dan Penumpangnya

Rep: c33/ Red: Karta Raharja Ucu
Pengemudi Gojek.
Foto: Republika/Wihdan
Pengemudi Gojek.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat sempat dikejutkan dengan pelarangan beroperasinya ojek berbasis daring (online) oleh Kementerian Perhubungan. Pasalnya, pengemudi dan penumpang ojek daring dinilai sama-sama mendapatkan untung dengan beroperasinya angkutan alternatif tersebut.

Cipto salah satunya. Pengemudi Gojek ini mengaku lega setelah pelarangan itu dicabut. Apalagi ada dukungan dari Presiden Joko Widodo.

(Baca Juga: Kemenhub Persilakan Gojek dan Sejenisnya Tetap Beroperasi)

Saat berbincang dengan Republika.co.id, mantan pegawai perusahaan swasta itu mengungkapkan jika pilihannya beralih profesi menjadi pengemudi Gojek tidak salah. Ia yakin, dengan menjadi pengemudi Gojek, penghasilannya bakal meningkat.

Tak hanya itu, Cipto mengaku bebas mengatur waktu kerja tak seperti menjadi pegawai kantoran. "Iya lumayan untungnya waktu Gojek masih sedikit. Saya bisa dapat sekitar Rp 5 jutaan tiap bulan. Tapi sekarang sih memang rada berkurang ya untungnya karena saingan sesama driver sudah banyak," kata dia saat menunggu penumpang di Halte Mampang, Jumat (18/12).

(Baca Juga: Kemenhub Resmi Larang Gojek dan Sejenisnya Beroperasi)

Perasaan serupa juga datang dari Rani, pelanggan ojek berbasis daring. Pegawai swasta itu mengaku terbantu dengan keberadaan ojek berbasis daring.

Selain lebih cepat, ojek berbasis daring juga dinilainya lebih murah. Karenanya ia meminta ojek daring tidak dihapus karena dibutuhkan konsumen.

(Baca Juga: Larang Gojek, Pemerintah Jokowi Disebut Ingin Buat Rakyat Menderita)

Jika pemerintah belum bisa menyediakan solusi transportasi yang tepat untuk mengurai kemacetan di Jakarta, ia meminta ojek daring tidak dilarang karena menjadi pilihan alternatif.

"Saya sih lebih senang naik ojek online seperti Gojek atau Grabbike gitu. Soalnya kan mereka lebih cepat dan murah ketimbang harus naik kendaraan umum beberapa kali," ucap dia.

 

(Baca Juga: Gojek Dilarang Jadi Topik Terhangat di Twitter)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement