REPUBLIKA.CO.ID, SUMEDANG -- Pengisian air Waduk Jatigede di hari ke-109 sejak pengisian awal, 31 Agustus 2015 baru terisi air sekitar 139,5 juta meter kubik. Jumlah air yang terisi senilai 14,23 persen dari total air yang dapat memenuhi waduk.
"Itu posisi hari ini (17/12) dan tinggi elevasi permukaan air 225 serta luas genangan 955,495 ha atau 24,17 persen," kata Kepala BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Tri Sasongko, Kamis (17/12).
Baca: Sidang Setya Novanto Berakhir Antiklimaks
Menurut Tri, dengan kondisi itu, manfaat waduk sudah bisa dirasakan adalah air untuk irigasi sebesar 40 meter kubik per detik untuk 40 ribu ha di daerah hilir. "Listrik 8 MW di PLTA Parakan Kondang di daerah bawah waduk, juga bisa beroperasi optimal," katanya.
Sedangkan potensi pembangkit sebesar 110 MW di Waduk Jatigede direncanakan akan diselesaikan pembangunannya oleh PLN pada 2019. Ia juga menyebut, proses pengisian air Waduk Jatigede direncanakan mencapai titik optimal pada elevasi 260 di Maret 2017.
Waduk Jatigede yang digagas sejak 1963 ini baru baru bisa diselesaikan pada 2015 dan pada 31 Agustus 2015 telah diisi air perdana oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. Waduk dengan total investasi sekitar 467 juta dolar AS yang bersumber 90 persen pinjaman luar negeri 10 persen APBN ini merupakan waduk terbesar kedua di Indonesia setelah Jatiluhur.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyatakan manfaat utama Waduk Jatigede yakni untuk mengairi persawahan hingga seluas 90 ribu hektare dan sumber air baku untuk air minum sebesar 3500 meter kubik per detik. Air baku itu bisa digunakan untuk kepentingan wilayah di Sumedang, Majalengka, hingga ke Cirebon.
Selain itu, Waduk Jatigede juga dimanfaatkan untuk pengendalian banjir di 14 ribu hektare area kawasan hilir dan menjadi objek wisata baru.
Baca juga: Setara Institute Ragukan Lima Pimpinan Baru KPK