REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Menyambut tahun 2016, pemerintah provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) akan kembali menggenjot perekonomian masyarakat. Namun bukan lewat pertanian, Pemprov Sulsel berupaya memaksimalkan sektor maritim dalam menunjang perekonomian ini.
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kawasan Sulsel memang mampu memperlihatkan peningkatan melalui sektor pertanian. Mulai dari produksi beras, kopi, coklat atau produk pertanian lain seperti bawang mampu membuat perekonomian di Sulsel berkembang. Bahkan Sulsel sudah sangat dikenal sebagai lumbung padi secara nasional.
Namun dalam sektor maritim, lanjut Syahrul, Sulsel memang belum terlalu maksimal. Dengan banyaknya pulau dan perairan yang memiliki sumber daya laut, Sulsel masih jauh tertinggal dari daerah lain yang sama-sama memiliki kekayaan laut. Melihat hal ini, Syahrul akan mencoba meningkatkan pendapatan masyarakat di pesisir agar mereka mampu menjadi pondasi perekonomian Sulsel.
"Penangkapan ikan dan pengembangan pemberdayaan tambak ini masih kurang. Ini yang ingin kita coba bangun. Tapi yang lain (pertanian) juga tetap fokus," ujar Syahrul, Kamis (17/12).
Selain meningkatkan sektor maritim, Sulsel juga akan fokus dalam pengembangan sektor kehutanan. Manurut Syahrul, Sulsel mempunyai daerah yang sangat luas, tapi lahan tersebut masih menjadi lahan hutan tidur, padahal kawasan hutan ini masih bisa digunakan sebagai lahan produksi.
Dengan pemanfaatan berbagai sektor selain pertanian, Pemprov Sulsel berharap bisa meningkatkan angka perekonomian Sulsel hingga 8 persen di tahun 2016, dengan angka sekitar 7,68 persen di tahun 2015. Selain meningkatkan angka perekonomian, Pemprov Sulsel berupaya menambah pendapatan perkapita masyarakat Sulsel mencapai 50 juta di tahun 2017. Dengan pendapatan perkapitas sekitar 35,59 juta tahun 2015.