REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pelukis kenamaan, Jansen Jasien akan memamerkan 500 karyanya dalam pameran tunggal bertema 'Jelajah Jagad' di kompleks Sekolah Selamat Pagi Indonesia di Kota Batu, Jawa Timur. Pameran itu akan berlangsung 20 Desember 2015 hingga 3 Januari 2016.
"Tema awal karya saya ini berangkat dari perjalanan anak-anak yatim piatu yang diasuh di sekolah Selamat Pagi Indonesia di Batu," kata pelukis yang akrab disapa JJ ini di Surabaya, Selasa (14/12).
Pelukis yang menaruh perhatian besar pada pelestarian warisan budaya ini mengemukakan ada tiga aspek yang diangkat dalam pameran kali ini. Yakni tentang bocah sebagai langkah awal perjalanan hidup manusia menuju dewasa kemudian tiada.
"Dunia bocah ini banyak menggoreskan kenangan. Dunia bocah adalah catatan hidup yang tak jauh dari seputar permainan, bersenang-senang, penuh canda dan keceriaan," katanya.
Aspek kedua adalah tentang budaya di mana JJ juga menggambarkan bahwa negeri ini dibangun dengan semangat seni dan budaya yang beraneka ragam. Ia menggoreskan warna pada kanvas dalam ekspresi kekayaan budaya dan seni sebagai bangunan yang memperkuat jati diri bangsa ini.
Kemudian yang ketiga adalah tentang religiusitas dari anak-anak itu yang memang berbeda-beda. Agama adalah pegangan pengabdi seorang hamba kepada penciptanya.
"Persentuhan saya dengan anak-anak yatim piatu di Batu itu bermula pada tahun 2012 dan sampai sekarang ada ikatan kejiwaan dengan mereka. Saya melihat mereka adalah miniatur Indonesia karena berasal dari beragam agama dan budaya serta asal muasal," ujar pelukis yang pernah memamerkan karyanya di Singapura, Hong Kong dan sejumlah kota di Indonesia itu.
Pendiri dan Ketua Kelompok Pekerja Seni Pecinta Sejarah (KPSPS) Surabaya ini melihat anak-anak itu memiliki jiwa yang besar untuk bangkit dan maju. JJ adalah pelukis yang lahir di Gresik dan kini tinggal di Sidoarjo.
Pelukis otodidak ini memulai pameran pada 2007 di selasar RSUD Dr Soetomo dan karyanya langsung mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Hingga kini ia telah tercatat berpameran 40 kali, baik tunggal maupun bersama-sama.
Pelukis yang mendirikan Sjarekat Poesaka Surabaya ini juga menunjukkan kepeduliannya yang tinggi pada peninggalan sejarah. Ia membangun Monumen Tebu Mas di PG Ngadirejo, Kediri dan pada 2012 menemukan situs candi peninggalan Majapahit di Terung, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo.