REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam), Luhut Binsar Pandjaitan memberikan keterangan di sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI.
Dalam keterangannya terkait dugaan pelanggaran kode etik Ketua DPR RI, Setya Novanto, Luhut mengakui ada hubungan dekat dengan pengusaha Muhammad Riza Chalid. Hal itu terjadi ketika Luhut berhubungan dengan Koalisi Merah Putih (KMP).
Luhut mengatakan, dengan Riza Chalid, dirinya mengaku berteman biasa. Sebab, Riza Chalid dikenal baik di kalangan KMP. Hal itulah yang membuat dirinya sebagai Menkopolhukam juga menjalin kedekatan dengan Riza Chalid. Luhut mengatakan harus menjaga komunikasi politik dengan partai yang tergabung dalam KMP.
"Mungkin agak dekat (dengan Riza Chalid) setelah pekerjaan saya menuntut untuk lebih dekat dengan KMP," katanya dalam sidang MKD, Senin (14/12).
(Baca: Luhut: Saya tak Ada Waktu Dengarkan Rekaman 'Papa Minta Saham')
Luhut juga mengaku sebelum menjadi pejabat, dirinya sudah mengenal sosok Riza Chalid. Namun, pertemanannya dengan pengusaha yang diduga menemani Setya Novanto bertemu dengan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Maroef Sjamsoeddin ini lebih intens saat menjadi Menkopolhukam.
Namun, Luhut enggan memaparkan bagaimana sosok Riza Chalid menurut pandangannya. Yang pasti, kata dia, Riza memiliki pengaruh di KMP.
"Tapi beliau punya pengaruh dan jaringan yang banyak dengan teman-teman di KMP," ujarnya.
Luhut menambahkan, pertemuannya dengan Riza Chalid memang lebih banyak membahas soal kondisi KMP dan hubungan antara parlemen dengan pemerintah.
Tidak ada pembicaraan soal lain, terlebih soal perpanjangan kontrak PT Freeport di Indonesia. Bahkan, Luhut mengaku belum pernah sekalipun pertemuannya dengan Riza Chalid membahas Freeport.
(Baca juga: Ini Lima Penjelasan Luhut Soal Perpanjangan Kontrak Freeport)