REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Di musim penghujan tiga kecamatan di wilayah Kota Tasikmalaya dinilai rawan bencana alam.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya mengadakan penyuluhan manajemen bencana alam kepada seluruh lurah seKota Tasikmalaya di area Situ Cibeureum Kota Tasikmalaya, Senin (14/12).
Kepala Pelaksanan BPBD Kota Tasikmalaya, Soni mengatakan, BPBD mengadakan program pelatihan manajemen kedaruratan bencana alam untuk menyiapkan garda terdepan, yakni luras seluruh Kota Tasikmalaya. Sebagai garda terdepan, mereka harus mendapatkan pelatihan menghadapi bencana alam yang mungkin terjadi.
"Pelatihan manajemen bencana alam sebagi upaya untuk memberikan pengetahuan dan teknis kepada lurah yang ada di Kota Tasikmlaya agar siap menghadapi bencana alam," kata Soni di area Situ Cibeureum Kota Tasikmalaya kepada Republika, Senin (14/12).
Soni menjelaskan, dalam program pelatihan manajamen bencana alam, semua lurah mendapat bekal materi dan latihan teknis. Di antaranya, materi radio komunikasi, pertolongan pertama terhadap korban, strategi cepat tanggap.
Sementara, pada bagian teknis mereka diajari cara penganggulngan bencana dan teknik menggunakan peralatan dasar bencana, seperti perahu karet dan lain sebaginya.
Melalui pelatihan ini, dikatakan Soni, nanti setiap lurah akan tahu di mana posisinya kalau terjadi bencana alam. Namun, sebelum berangkat ke sana, lurah harus diberi pengetahuan, wawasan kebencana alaman dan diajari caranya menggunakan peralatan dasar untuk menanggulangi bencana.
Di Kota Tasikmalaya sendiri ada tiga kecamatan yang berpotensi terjadi bencana alam saat musim penghujan. Yakni, Kecamatan Kawalu, Purbaratu dan Tamansari. Di tiga kecamatan tersebut, yang perlu diwaspadi, bencana alam berupa pergerakan tanah dan longsor.
"Melalui pelatihan manajemen bencana alam ini diharapkan lurah akan tahu apa yang harus dilakukan pertama kali saat terjadi bencana," ujar Soni.