Menurut Guru Besar Emeritus Cornell University, Ithaca ini, selama masih ada kekerasan, masih ada kemarahan, anarkisme akan tetap eksis. Ia mencontohkan, revolusi payung di Hongkong. Para mahasiswa melakukan mogok sehari menolak kebijakan pemerintah Cina, tidak saja melawan dalam pengertian militer, tetapi juga kaum borjuis dan 'mafia' kapitalis.

Dalam kesempatan itu, penulis yang tersohor dengan bukunya Imagined Communities ini mengajak orang-orang memeriksa kembali nasionalisme supaya tidak jatuh dalam pelanggaran yang telah menjadi bagian dari sejarah negara-negara di dunia. Hal ini karena, kata dia, kesalahan utama nasionalisme seringkali adalah menomorsatukan state, seperti rezim Soeharto.

Kuliah umum itu rasanya berkesan bagi banyak orang. Bahkan, ada yang jauh-jauh datang dari Yogyakarta untuk sekedar berdiskusi langsung dengannya. Bagaimanapun, Ben telah meninggal di negeri yang ia kasihi. Selamat jalan, Om Ben. (Baca juga: Kegiatan Ben Anderson di Indonesia Sebelum Meninggal Dunia)

Ikuti Whatsapp Channel Republika