Sabtu 12 Dec 2015 23:23 WIB

Jokowi: Pembangunan Infrastruktur Selama ini Terlalu Banyak Rencana

Presiden Jokowi.
Foto: Antara
Presiden Jokowi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai selama ini pembangunan infrastruktur di Indonesia terlalu banyak rencana, namun minim implementasi.

Saat membuka Kongres XX Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Tahun 2015, Presiden Jokowi mencontohkan hal tersebut dalam kasus pembangunan MRT, yang sebenarnya sudah direncanakan sejak 1994.

"Setelah saya lihat ternyata ruwet juga. Tapi kalau tidak diputuskan sekarang ya terlambat," ujarnya, Sabtu (12/12).

Presiden menegaskan, dia tidak mau menghadiri peletakan batu pertama atau groundbreaking tanpa ada progres yang kasat mata.  Presiden Jokowi mengaku hanya mau hadir , dalam peletakan batu pertama minimal jika pembangunan sudah berjalan.

"Jangan sampai sudah di-groundbreaking tapi tidak jadi. Semuanya harus jadi. Walau baru bisa membangun sepanjang 7 kilometer, tetap dilaksanakan," katanya.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi memamerkan sejumlah pembangunan infrastruktur yang sudah digagasnya sejak menjabat Gubernur DKI Jakarta sampai setahun kepemimpinannya saat ini.

"Kalau Pak Aburizal enggak percaya, ini lho ada gambarnya,” ujar Presiden Jokowi sembari menunjukkan foto-foto groundbreaking proyel jalan tol Sumatera, yang layak disambut oleh Ical, panggilan akrab Aburizal Bakrie bersama ratusan ratusan peserta yang hadir dalam acara tersebut. Ical hadir di acara tersebut sebagai mantan Ketua Umum PII.

Presiden Jokowi yang hadir bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo pada kesempatan itu memperoleh anugerah sebagai anggota dewan kehormatan PII.

"Kami pernah memberikan gelar anggota kehormatan kepada tokoh dunia lainnya yakni PM Inggris Margareth Tatcher dan Kanselir Jerman Barat Helmut Schmidt," kata Ketua Umum PII Bobby Ghofur Umar saat mengumumkan pemberian anugerah anggota dewan kehormatan PII untuk Presiden Jokowi itu.

Tampak hadir dalam acara tersebut antara lain Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, dan mantan Ketua Umum PII Aburizal Bakrie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement