REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Ketua Badan Pengawas Pemilu Sumatera Utara Syafrida Rahmawati Rasahan mengatakan, jumlah pemilih dalam pilkada di Kota Medan sangat kecil atau hanya sekitar 30 persen.
"Laporan sementara yang diperoleh, pemilih hanya sekitar 30 persen dari 1,985 juta suara. Hal itu sangat disayangkan," katanya di Medan, Rabu.
Ia mengatakan itu usai Teleconference soal pilkada di Sumut yang dilakukan Pelaksana Tugas Gubernur Sumut HT Erry Nuradi dan Kementerian Dalam Negeri di Jakarta.
Syafrida menduga rendahnya partisipasi pemilih akibat beberapa faktor seperti kemungkinan kedua pasangan calon wali kota dan calon wakil wali kota Medan yang kurang "layak jual" di tengah masyarakat. Dengan kurang mengena ke hati masyarakat, warga enggan atau malas pergi ke tempat pemungutan suara (TPS).
"Rendahnya suara pemilih juga bisa jadi karena kurang sosialisasi. Yah bisa karena KPU-nya atau TS (tim sukses)-nya kurang menyosialisasikan," katanya.
Ia mengakui sangat disayangkannya partisipasi yang rendah itu karena alokasi dana untuk pilkada di Kota Medan juga cukup besar yakni sekitar Rp 60 miliar.
"Dana pilkada Medan cukup besar. Jadi memang benar-benar sayang kalau memang nantinya benar-benar terbukti partisipasi hanya 30-an persen," katanya.
Pilkada Kota Medan menyiapkan sebanyak 3.024 TPS di 151 keluarahan/desa di 21 kecamatan.